Mengenang Haul dalam Puisi
13707 View
Puisi Bahasa Indonesia
Jarak rasa
Hari ini 365 hari yg lalu
Jantungku berpacu hebat
Kerongkonganku tercekik
Ragaku lunglai tanpa daya
Mimpi buruk rasanya namun nyata
Meyakinkan diri sendiri tentang kuasaNya
Tentang suratan takdir dan putusan terbaikNya
Tentang perpisahan selamanya
Aku dan engkau
Dalam dua dunia baru
Jarak memisah raga
Meski jiwa tetap bersama
Tuhan dan rencanaNya
Akulah lakon kehidupan
Dan Inilah fana
Apalah arti segala
*Ovie A. Win
25 Rajab 1442 H
Selasa Pagi
;25 Rajab 1442 H./09 Maret 2021 M.
Pagi di antara nisan batu bata
Rebab suara burung menambah syahdu dalam hening suasana
Kemanapun langkah mengiringi pagi
Selalu ada rindu di antara jejak yang ku lewati
Izinkan pagi ini
Ku menatap embun yang ingin menjadi gerimis
Mengundang pelangi
Menyampaikan rindu
Elegi rinduku di Selasa pagi
Padamu yang selalu saja serupa melati
Tak mengapa meski sudah direnggut Sang Tuan
Tetap saja kau masih tumbuh di pelataran
Lembaran daun hijau melambai
Semilir bayu seakan hanyut membelai
Aroma surgawi menyiram rindu dalam tenang
Di atas bening jiwa, simbol kesucian dalam keabadian
Hatur ta'dzim, dari yang masih bungsu akan aroma mu.
*Faa
Bila Kepulangan
Bila seorang penulis abadi dengan karyanya
maka engkau abadi karena keteladananmu
di belakang safmu adalah kerinduan paling abadi
melafalkan ayat Tuhan sebagai pupuk hati
juga bekal kami di akhirat nanti
//
pada adzan maghrib yang berduka
hiruk-pikuk tangis dan doa-doa kepulangan
semakin membuka jelas kealpaan hidup tak dituntaskan
rakaat jamaah yang engaku wasiatkan
sebagai tonggak cita-cita serta cinta Tuhan
atau bekal dari berlikunya perjalanan
//
pada fatihah 5 waktu
hanya pertemuan kelak yang semoga tak hanya menjadi halu
*Zakiyatul Miskiyah alias si @ZakiyahujanJ
Seuntai Do’a
Pada kelopak bunga gugur pertama
Wajah rteduh kian membuat rindu
Teringat pada kealpaan semesta
Yang sempat terlahir buta aksara
Tapi… ketika petuah terangnya
Merasuk pada sukma paling gagah
Membuat aku tak lagi merana
Sekarang, lihatlah ! di ujung tombak masjid itu
Ada dua sayap melekat pada malam pekat
Mengajak rembulan dan gemintang
Berdo’a untuk sesepuh yang sudah menyecap tenang _
Sebentar lagi malam semakin kelam
Dan do’a –do’a semakin cepat melesat dalam
Berdoalah untuk annuqayah
Beserta para kyainya abdi
*Maftuhal Khair
Annuqayah 29-01-21
Abdi Kami
1/
Atas warta yang sudah kudengar
Relung hati yang sunyi berubah gusar
Ada rasa yang ingin ku buang
Resah gelisah tak henti datang
2/
Harapku kau datang pada malamku
Menghampiri kampong mimpi dalam tidurku
Menerangi hati, membimbing jalan yang kelabu
Karena waktu tak memberi kesempatan denganmu
3/
Besok bukanlah hari yang kelam
Dengan harap yang masih dipendam
Saban fajar seketika aku tenggelam
Masih bersama doa dan rasa yang dalam
4/
Lantunan ayat suci menandakan rasa ini masih terpatri
Menatap bersama para santri sejati
Kiai,
Inilah abdi kami
*Annuqayah, 29 januari 2021
Fajriatur Rahma
LKC5
Hujan Kiai
kiai
di tepian kerontang ladangku
wajahmu menjelma hujan
turun dari langit hatimu
aku bergegas dan berteduuh
di bawah rimun putih rambut
doamu dar kelopak matamu
kuhirup aroma melati hingga segala rintihan
tak lagi pilu
engkau cakrawala napasku di atas kiai
sepasang matamu menjelma pijaran bintang-bintang
saat ku jait sobekan lusuh jiwamu
dengan helayang sarung sembahyangmu
biar kuresap udara nasihatmu akan kujadikan
jamu penguatku mencari ilmu izinkanku
merubah jembatan lelahmu sebagai sayap-sayap
hingga bisa terbang jauh.
*Putri Yupi-A
Burung kecil
Aku menangkap gelagat labngit
Pilu dirundung duka
Semisal hendak ia bercerita
Malamnya tiada sempurna
Sebab titik cahaya tersapu air mata
Aku burung kecil yang kehilangan tuan
Dalam sangkar
Aku membaca bunyi-bunyi
Yang tak kenal kata tawa
Aku burung kecil yang separuh sayapnya
Tak pandai mengangkasa
Hanya tahu mencicit
Sekalipun betul
Aku burung kecil yang dahaga
Ingin mencicipi seteguk nirwana
Yang mengalir dari pusara.
*Lailatu Syarifah
Ziarah Doa-Doa
Dibawah langit murung musing penghujan
Tercium aroma kembang
Membalut dada dengan selendang
Menyesak cemas menusuk tulang menulang
Sejarah menyeruak perjalanan
Sekepal tanah berisih amanah
Tangis pescah
Patah harapan pada tengah
Sebenarnya kita tak pernah kehilangan apa-apa
Sebab kematian di mata dunia
Hanya untuk jiwa-jiwa yang tak percya
Akan cinta
Hembus nafas annuqoyah
Memangku istiqomah
Melebur segala lelah dan resah
Harapan kami pintu barokah
Yaa rahaman, yaa rohim
Yaa sami’ , yaa basyir
Hasbunallamah wani’ma al wakil
Walaa hawlaa walaa quwwata illa billah al’aliqi al’adzim
Bait kalam tahlil dan yasin
Mengiringi detak putaran jam dingding
Menengadah doa
Tak terhitung usia
Bertubi-tubi mengiringi gelembung berbusa
Ketanah surga Milatus sa’diyah
*Mil'atus Sa'diyah
Sang Pengingat
Ada sekecap nama yang tak pernah luput
Dari rapalan do’a.
Terngiang setiap kali nafsu menguasai jiwa
Juga terbayang setiap kali kemunkaran merajalela.
Tak ada jembatan paling sakral.
Menuju persembahyangan paling kekal.
Selain barokah yang kau curah.
Lalu kutengedah dengan serakah.
Kau tanamkan segala cinta.
Pada lading suci nan sederhana.
Berumput pahala.
Berpagang do’a.
Saban hari saban malam.
Ku lewati dengan rintih tak berkesudahan.
Aku yang masih terjerembab dalam kesesahan.
Mendamba berkah dari rekah perjuangan.
Sebagai penerang untuk juangku yang suram.
*Zamilah
Semesta Bershalawat
:Memperingati haul
Man ana….. man ana……man ana laulakum
Kaifama hubbukum…… kayfama ahwakum
Ketika alam mulai hening kedamaian
Dengan suara menggema lafad sang murabbi
Dalam hasrat limpahan syafaat
Merengkuh ketenangan hati bingkai iradah
Gubahn syahdu merasuk didada
Namun tetap hangat dalam kenangan
Diantara padang ahwakum
Sampai arwa tak nampak abadi
Mengalir air kecucuran
Bersemayanglah pada dzikir dan do’a
Pada sertiap resonansi sang ilahi
Keling bintang gemintang pekat
Bayangan kiai yang berdamba
Hingga menentramkan sukma jiwa
Tanpamu aku tak bisa apa
Tanpa ilmu alif, ba’, ta’ mu
Ku hanya segumpalan debu
Mafruhah
Annuqayah, 29 Januari 2021
Menengadah Lubuk Keilmuan
; Haul KH. Abdul Warits Ilyas
Peringatan yang meletup letup
Keagungan yang meraup
Langit terjarah
Hujan terperam di hati orang-orang
Yang suntuk memandang malam
Dan mengabadikannya di jantung serta mata
Penuh ruas kerinduan
Mereka adalah tubuh-tubuh perahu, Kiai
Yang membawa lindap ke sebrang
Menempuh perjalanan buas gelombang
Menemani pelayaran menuju kanal
Gelap di ujung muara
Terang dengan barokah dan do’a
Empat malam ayat kami yang gigil
Menyita sinar bulan yang rekah
Mencari jalan paling dalam
Sebagai pertapaan jiwa menengadah
Berbisik pada daun
Pada udara
Pada batu
Pada hulu keinginan
Pada bel-bel penghantar tidur
Atau pada bunyi burung yang setia mengintai
Kami berusaha patuh pada sakral sejarahmu yang menggebu.
Annuqayah_Frasa, 07 Desember 2020
Rindu Yang Mendalam
Di dalam angan yang mendalam
Kami sebut asma beliau
Parasnya yang elok di pandang
Selalu menggetarkan jiwa kehidupan
Tangisku kembali memecah keheningan
Di kala do’a-do’a mengalir
Menyertai kepulangan beliau
Dan pada putaran waktu
Kami rapal do’a di sepertiga malam
Mengenang kepergian beliau
Yang sangat kami cintai
Berbahagialah Kiai Nyai
Asma beliau termaktub
Dalam jiwa-jiwa kami
*Lailatul Fitriyah
Annuqayah, 07 Desember 2020
Yang Abadi dalam Do’a
Diantara jejak-jejak pengorbanan
Kutemukan titik terang
Bak pelita ditengah gulita
Kau abadi dalam sejarah masa
Padamu rapalan do’a tak pernah alpha
Merajut kenangan dengan sanjungan
Untuk segala jasa yang tak pernah lekang
Dalam ingatan
Kau yang tiada
Namun pekat dalam dada
*Zamiliyah
Rindu Napas Abadi
;KH. A. Warits Ilyas
Denting gemercik suara hujan
Daun kemarau berjatuhan
Kicauan burung terasa gigil
Di sudut-sudut reranting
Luas lautan tidak membuat kala ini tumbang
Untuk terus menyusuri dalamnya kerinduan
Meski tertatih melangkah ke permukaan
Dalam balut pertemuan
Saat rindu kian membuncah di pelupuk mata
Mencekal diri di lembah cahaya
Mendekap kata yang terus meronta
Menuju taman surga
Duhai Kiai
Tak ada yang dapat kuberi
Selain abdi berupa do’a
Dan taburan bunga
Di maqbarohmu yang asri
Setiap detak di atas tanah setapak
Nafas kerinduan akan tetap dalam ingatan
Menyatu pada darahku yang membeku
Lalu mengabdi menjelma denyut nadi
*Milatus Sa’diyah
Duka di Masa Silam
Saat ini adalah duka bagi mereka
Di kala ia yang kau harap manfaat
Beserta barokahnya pergi mendahului
Menghadap sang cipta, di sunyi malam
Riuh-riuh mereka nan singgah membawa
Resah beserta duka
Saat itu waktu seolah lolos dari porosnya
Detak seolah senyap dari nadinya
Raga seolah pucat dari rasanya
Duhai Kiai
Beserta Ibu Nyai
Begitu cepat kau tinggalkan mereka
Begitu cepat sayup do’amu tak terdengar di telinga
Begitu cepat wajah teduhmu sirna di pandangan mata
Hingga tak terasa waktu yang mengukir duka
Beberapa silam lalu
Kembali hadir menjadi pengingat luka di masa itu
Duhai Kiai
Beserta Ibu Nyai
Mungkin ragamu sudah usai mengemban amanah
Namun,
Do’a beserta barokahmu kekal
Hingga detak akhir dari masa
*Siti Fathul Jannah
Haulmu; Kiai
Ingin ku menerkam perpisahan ini
Agar tak ada lagi bulir rindu
Yang mengalir pada hati yang sepi
Dauh yang saban hari kau ucap
Menjadi kidung penuntun
Kemana hati akan menetap
Bahkan hingga pertemuan itu lenyap
Tak sanggup untuk kulupakan
Pesanmu tetap menggenang di sekujur tubuh
Membisikkan arah agar tidak salah
Memberi jalan menuju terang
Kini, dihaulmu yang kesekian
Bebaskan aku bercerita
Tentang sendu,
Tentang bagaimana aku membangun benteng
Agar kegelapan enggan menghayut diri ini
Yang cahayanya hanya sekadar bulu ayam berterbangan.
*Nabila
Annuqayah, 07 Desember 2020
Bhasa Madure
Sakoni’ Atambha Bannyak
Are e temor la moncar ka attassa jukajuwen
Sonarra terbhas ka candile musolla
Saenggha majingkat na’kana’ se iap ajien
Se ampon abharis adhante’ ghuru se bhakal rabhu
Salera se nyonar ampon paddhang dha’ pangabhasen
Sareng angghien sorbhan se ekasandhang e pangghulungan epon
Maos ketab koning kalaban soara se alos
Araksaaghi santre sopaje jelenna loros
E pondhuk molje ka’dinto
Angeng se pangarep se kongse raje
Tedung alama’ aeng mata
Abhantal dhu’a ban arepbhan rama ebhu
Ta’ loppa nyoon dha’ sekobhasa
Kangghuy apareng barokana elmo
Se ampon eajhari ataonan
Arengsareng sakancaan.
*Yuliana Putri
Kennegngan Molje, Desember 2020
Kaator Dha’ Ajunan
;KH. A. Warits Ilyas
Marengis dhada nete bekto
Aghu’lir pantheng ate
Pasra ta’ paste
Ngangkaa tengka kodhu ngastete
Pettong taon, ajunan adhinggal bumi
Adhingghal careta se mabhunga ate
Careta se ngajhak dhada adhakandha ban akal
Dari rajena napso se marosaghan
Margha sae mongghu pangghalien
Mongghu ajunan
Tor mungghu pangiran
Sanaossa rarae ajuna ta’ sempat ngessee pantheng
Epangrasa abha’ etoro’ bunte’ etonton epateppa’ ta’ epangambang
Epasami sareng selaen, se sami-sami nyopre barokah nyopre bhinerrang
Saebhu oca’ sakalangkong ta’ duggha nyetthing
Anging, sobung laen seekaandhi’ abha’
Misken tengka ghuli
Misken tengka ate
Panyoon dhada kangghuy pangakoan
Ongghu terro ekasareng e alam paghantean
Eakoni jha’ abdhina santrena ajunan.
*Erliyana Muhsi
Bulen Laher, 1443
English
God’s Guidance
;KH. Warist Ilyas
Merit I sense
Bows in world confession
Average all out breath
Fight by God’s blessing
Care about us happening
Your advantage yens for you
Hugs our life
Being guidance so far
Kiai,
At the worst shape
Of aour romance
You’re honorary that i wished
Unless in God’s blessed
*Khalifatur Rafi’ah
Previous story
Time rotation, on place to stand on
Rabi’ul akhir, exactly in 1435 Hijriyah
at the time, we had lost a strong figure
a guidelines
a figure with authority full of majesty
resolute figure full of tolerance
as if the cloudy implied the miserable tragedy
that incontrovertible story
weeping poured out everywhere in painfull
it was going very deeply
thank you for your the service Kiai
will be reminded lastly in innerself of santri
will keep serving even though your soul we’re not
longer for finding
Nailatur Rahma
Annuqayah, 7th of Dec 2020
Reminisce about Kiai Deadh
At the time there was no smile soldered
Just weeping full of injury I met
Pure water flew swiftly in Kiai’s body
His pale face appeared narrowness in the heart
Dzikir strains accompanied feet step
His command series turned back in the memory
I desired to pull at that stiff body
Unfortunately, I was too lowly to be united
Not us them were not recent people anymore
In this moment, we are just able to yearn for
Without going tomeet anymore
Due to the painful day at that moment
Was the code that God had more pity on my Kiai
*Ayunda Baqiyatus Sholehah
Departured that never back
;KH. A. Warist Ilyas
Annuqayah was exploded with tears
As though natural disaster
That never be wished before
Allowed you is hard to do
When we escorted you to face majesty
You are who streched very pale
Was fluent invited sadness
Cause now
You just let beauty narrative
That chiseled in all heart
Without eroded by phase
Annuqayah, 06th December 2020
He is in our life
;KH. Warist Ilyas
We drawned out the voice in our hearts
That our love had run its course
Far this night at least
The old music played louder
Then the turth that beat breath our shirts
And as the stars melted into morning
We smiled at the old stories
And left our love hanging in the air
As we ambarked alone
On our tomorrows
He is himself
In every step of his pallid foot
Be a mark in our darkness
Be a hero
To him
The horizon was just a slight curve
Fading out behind the last tree line
Begging to be straightened
By a quickly embarked adventure
Comments
umafonuqi
Rabu, 02 November 2022[url=http://slkjfdf.net/]Uiviwunu[/url] <a href="http://slkjfdf.net/">Irajefori</a> tft.ifhn.lubangsa.org.rpj.zy http://slkjfdf.net/
ojapwaiwcom
Rabu, 02 November 2022[url=http://slkjfdf.net/]Idoraj[/url] <a href="http://slkjfdf.net/">Okajuho</a> onh.gfvr.lubangsa.org.tre.rv http://slkjfdf.net/
hxswqmw
Kamis, 29 Desember 2022Mengenang Haul dalam Puisi - PP. Annuqayah Lubangsa [url=http://www.g0uoy218d04f91gtt0mp29rw383mg7m9s.org/]uhxswqmw[/url] hxswqmw http://www.g0uoy218d04f91gtt0mp29rw383mg7m9s.org/ <a href="http://www.g0uoy218d04f91gtt0mp29rw383mg7m9s.org/">ahxswqmw</a>
dbzjoqs
Minggu, 05 Maret 2023Mengenang Haul dalam Puisi - PP. Annuqayah Lubangsa <a href="http://www.gdp8ud744414pj1s1131e2rw69b6knuss.org/">adbzjoqs</a> [url=http://www.gdp8ud744414pj1s1131e2rw69b6knuss.org/]udbzjoqs[/url] dbzjoqs http://www.gdp8ud744414pj1s1131e2rw69b6knuss.org/
nvhpmm
Jumat, 21 April 2023Mengenang Haul dalam Puisi - PP. Annuqayah Lubangsa [url=http://www.gs1i16kii2p9bbb996mwd4c545r5030gs.org/]unvhpmm[/url] <a href="http://www.gs1i16kii2p9bbb996mwd4c545r5030gs.org/">anvhpmm</a> nvhpmm http://www.gs1i16kii2p9bbb996mwd4c545r5030gs.org/
egiseanetey
Minggu, 11 Juni 2023[url=http://slkjfdf.net/]Ofaveorty[/url] <a href="http://slkjfdf.net/">Eceiwe</a> akt.aufy.lubangsa.org.lyy.pf http://slkjfdf.net/
urotimi
Minggu, 11 Juni 2023[url=http://slkjfdf.net/]Ugireday[/url] <a href="http://slkjfdf.net/">Iiqoqoel</a> lfr.bkyv.lubangsa.org.jfs.be http://slkjfdf.net/
https://66bb4c96e165c.site123.me/
Selasa, 20 Agustus 2024It's amazing in support of me to have a site, which iss beneficial in support oof mmy know-how. thanks admin https://66bb4c96e165c.site123.me/