Pada tahun 1986 di Lubangsa lahirlah sebuah media kreativitas santri yang masih berbentuk Majalah Dinding (Mading). Media tersebut diberi nama Forum Media Kreativitas Santri (FMKS) yang diletakkan tepat di depan Blok D. 01 dan 02. Seluruh potensi dan hasil kreativitas santri Lubangsa pada saat itu ditampung Mading sederhana ini.
Kehadiran FMKS telah mampu menarik minat santri yang berbakat dalam hal tulis-menulis. Mereka berbondong-bondong mengirimkan karyanya ke redaksi. Di samping sebagai media kreativitas, oleh banyak penulis, media yang satu ini dijadikan sebagai media aspirasi, solusi, dan koreksi bersama. Dibuktikan dengan adanya salah satu santri yang berinisial “I” menulis cerpen yang di dalamnya berisi tentang masukan dan kritik konstruktif terhadap kemajuan pesantren. Masukan atau usulan yang disampaikan santri tidak membuat orang-orang pesantren diam seribu kata. Santri yang satu ini kemudian mendapat punishment oleh salah satu pengurus karena terlalu pedas mengkritik. Namun hal ini tidak membuat FMKS mundur dalam mempertahankan idealisme jurnalis.
Tidak terlalu lama dari peristiwa tersebut, ada salah satu santri berinisial “Q” yang meletakkan karyanya di Mading dengan muatan tulisan yang sama seperti “I” yang mengkritik sangat pedas tanpa sepengetahuan redaksi. Redaksi mengetahui bahwa tulisan tersebut tidak mengikuti prosedur penerbitan, akhirnya redaksi mengambil tulisan itu. Karena tidak terima terhadap sikap redaksi, “Q” mengambil Mading itu dan dihancurkan dengan celurit, sehingga berdasarkan hal itu, Mading FKMS tersebut tutup pintu (tidak terbit lagi). Begitupun dengan “Q” yang secara resmi menjadi alumni alias dipulangkan.
Pada tahun 1987 Pondok Pesantren Annuqayah mempunyai majalah yang bernama MASSA. Namun, umurnya tidak berlangsung lama. Tak lama lagi muncul bernama INFO dengan format surat kabar kecil. Tetapi media yang sudah banyak dikonsumsi oleh santri itu tidak sampai satu tahun bertahan. >>