Peran penting yang ditorehkan oleh oraganisasi dareah (ORDA) selama ini telah membuahkan hasil yang baik. Pengalaman empiris yang pernah dijalani ketika di organisasi adalah gambaran kehidupan kita di masyrakat nanti. Orda banyak memberikan pelajaran yang berharga yang tidak bernilai banyaknya, sehingga seorang santri yang telah matang di organisasi daerahnya, insya Allah akan mampu membawa dirinya ke arah yang lebih baik dan akan mudah beradaptasi dengan lingkungan lain yang akan dia tempati nanti, termasuk di masayarakat tempat dia akan mengabdikan seluruh kamampuannya serta apa-apa yang dia terima dari organisasi Ikhwanussyubban Al-Islamiyyin (ISI).
Salah satu organisasi yang masih eksis dan berkiprah di Lubangsa saat ini adalah organisasi Ikhwanussyubban Al-Islamiyyin (ISI). Organisasi ini dideklarisasikan pada tanggal 18 Agustus 1988 M. yang bertempat di ruangan MTs 1 Annuqayah. ISI saat ini dalam tahap penyempurnanaan, baik dari segi Administrasi ataupun dari segi keanggotaan.
Organisasi ini awalnya hanya berangakat dari sebuah kekhawatiran akan santri yang berasal dari daerah yang berbeda-beda serta berangkat dari kelompok diskusi yang kemudian muncul inisiatif untuk mendirikan organisasi ini.
Secara umum, Ikhwanussyubban Al-Islamiyyin (ISI) tidak mengkhususkan dirinya kepada satu kelompok atau beberapa kelompok seperti ORDA lain yang berada di Lubangsa saat ini. ISI tidak memilih anggota untuk direkrut dan tidak mempermasalahkan faktor georafis serta tidak pernah menolak siapapun dan dari manapun untuk menjadi anggota Ikhwanussyubban Al-Islamiyyin (ISI).
Organisasi ini tidak diikat oleh persamaan daerah (human interes), tetapi kesamaan VISI dan MISI-lah yang mengikat dan menyatukan untuk terus memperjuangkan dan meningkatkan sumber daya manusia.
Salah satu kendala yang masih dirasakan sampai saat ini adalah tidak mudahnya menjadi organisasi yang besar, karena kemajemukan atau pluralitas anggota sehingga terkadang menjadi faktor yang menghalangi laju perkembangan organisasi ini.
Pada awalnya organisasi Ikhwanussyubban Al-Islamiyyin (ISI) ini merupakan organisasi yang bernama Ikatan Santri Luar Biasa (IKSLAB) yang didirikan pada tanggal 18 agustus 1988 M. bertepatan satu hari setelah Dirgahayu ke- 43 Republik Indonesia, dengan ketua terpilih Taufikurrahman dari Bragung (yang sekarang beliau menjadi Dosen perguruan tinggi di Semarang). Pemilihan tersebut diresmikan pada pukul 20:05 WIB. Setelah itu, sekitar dua tahun kemudian organisasi ini berubah menjadi Ikhwanussyubban Al-Islami.
Secara mendetail, Ikhwanussyubban Al-Islamiyyin (ISI) berasal dari sebuah kelompok diskusi kecil-kecilan antara bapak Ahmad Muhammad dan Taufikurrahman putra KH. Fadhil dari Bragung, kemudian mereka berdua mengajak bapak Adra’ie dan yang lainnya untuk ikut berperan aktif pada kelompok diskusi ini. Dari kelompok inilah kemudian Ikhwanussyubban Al-Islamiyyin (ISI) dibentuk dan diresmikan menjadi salah satu organisasi di Lubangsa. >>