22 Rabi’u Al- Tsani
1602 View
Puisi Abdul Warits*
22 Rabi’u Al- Tsani
; Drs. K.H. A. Warits Ilyas
Tak urung aku menghitung rakaat februari yang sepi
Bertanggal ihwal duka juga aroma rekah berbunga jiwa di taman surgawi
Di antara batu-batu nisan yang bungkam
Menelusup ruh-ruh sepanjang persimpangan jalan pulang
Di penjara ini, aku termangu pada petuah ibu dalam sujudku
Melepas kepergianmu di lintas waktu
Karena aku rindu perihal peristiwa yang membeku dalam sukma tubuhku
Di setiap sepersekon detak siang juga malamku yang sunyi
;tanpamu yang merantau ke singgasana ilahi rabbi.
Sementara, ayat-ayat Tuhan kuseduh pekat bersama dentum langit muram
Menyeka tangis dalam ritmis sendu
Sebagai perwakilan hati seorang tawanan
Yang menggenggam suara parau dalam penjara tangis
“Turut berbelasungkawa atas kepergianmu, wahai kekasih jiwa”
Kendati kusam tanganku tak mampu merapal do’a kepuncak harap
Maka, sumbanglah hatiku sengsara
Untuk merestui sumpah yang berderu di bentang kalbu
Menapaki jejak di perak istiqamah-mu
Agar riuh doa bergemuruh sepanjang kemarau panjang
Sampai pada klimaks Tuhan
Annuqayah, 2015
*Puisi ini pernah dimuat di Majalah Muara tahun 2015.