Puisi-Puisi Hari Santri Nasional 2019
5769 View
Puisi-Puisi Anggota Forum Literasi Santri (Frasa) PPA. Lubangsa Putri
Puisi Ibna Asnawi Pergi Mengaji lubang semut itu pun basah oleh hujan di suatu siang yang terik senja kemudian berhambur di langit oranye nampak cahaya saling berkejaran berebut ufuk seperti saat si kembar duduk meminta rangkul kepada ibunya di sore yang gembira itu anak-anak berlari melintasi lubang semut di hilir selokan menuju langgar setelah ibu-ibu mereka menindih buah malas hasil jerih payah pertarungan seharian dengan tanah, daunan, dan ranting-ranting cokelat di pinggir-pinggir sungai kering dengan pandang sungguh teduh di dada mereka Alquran di kantong mereka batang lidi seukuran telunjuk di musim-musim tua nanti berlembar kertas itu akan menghampar menutupi tanean-tanean lanjhang sementara lidi kecil itu bakal sedia menumbuh bibit-bibit paham rasa terhadap sesiapa saja Longos, 30 Januari 2019 Ibna Asnawi, lahir di Sumenep, 07 November 1996. Sedang mengaji di Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura. Dapat ditemui di: Ibna Asnawi (Facebook) dan ibnaasnawi@gmail.com Pejuang Berpeci Kala tentara berseragam Tak lagi mampu berjuang Pasukan bersarung, pejuang berpeci Maju merapatkan barisan Menghadang, menghalau penjajah Trut berjuang demi Indonesia merdeka Walau merelakan nyawa Sebagai taruhannya Sungguh kuasa Ilahi Meski tanpa senjata berapi Denga bambu runcingnya Mereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan Pejuang berpeci 22 oktober menjadi saksi Atas keberhasilan santri Dan merdekanya negeri. Annuqayah, 19 oktober 2019 Dee Kayisna. Lahir pada tanggal 22 Desember 2001 di Jember. Santri aktif Pondok Pesantren Annuqayah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura asal Jember. Berproses di Forum Literasi Santri (Frasa) Lubangsa Putri. Masih menjadi siswa MA 1 Annuqayah Putri jurusan Ilmu-Ilmu Keagamaan.. Andhap Asor[1] Di tengah mulut-mulut berkoar Suara santri lembut menyejukkan Menyuburkan kembali dada-dada gersang dengan kuasa Tuhan Di antara tangan-tangan yang melempar battu kerikil Tangan snatri memtutar tasbih Bertamu hatinya pada ilahi Memohon belas kasih Untuk kedamaian negeri Ketika para manusia tanpa pikir mengumpat, meresensi Milik saudara seagama dan senegara Santri mengalunkan suaranya di aats firman-firmanNya Menelan ludah Membiarkan peristiwa buruk lewat begitu saja Bukan lemah Tapi membina hati untuk lebih merendah lagi Pada sepertiga malam, santri Menjemput pelumat dada kepada Tuhan Lewat salat dan bacaan-bacaan Mengusir dengki Membunuh hama hati Menyemai benih Bekal hidup pada pergantian misteri Santri, Bukan seperti apa ia berpenampilan Tapi bagaimana ia membelai Tuhan Lubangsa Putri, 20 Oktober 2019 Erliyana Muhsi, Santri Annuqayah Lubangsa Pi sekaligus Mahasiswa Prodi PIAUD INSTIKA, anggota aktif Frasa Lubangsa Putri, Ikstida, LPM Dinamika Instika, Alumni PP. Al-IN’AM dan PP. Darul Falah. Beralamat di: erliyanamuhsi@gmail.com Alif Lam Mim Alif laam miim Mengajilah di sebuah dampar kayu kosong Menunggu Kiai sepuh Bertandang menafsirkan ayat Awalnya kami buta Tak lebih mengenalnya Yang menunjuk pun Tak serangkum menjadi gampang Alif laam miim Sejuk tersiram air mukanya Mengabdi subuh Pada Tuhan yang mengusik. Alif laam miim Santri berwajah cahaya Abdian dari sepuh Di tanah rantau Tempat kami Menginjak tanah beraroma suci. Annuqayah, 20 Oktober 2019 Isfa Umamah, lahir di Grujugan Gapura Sumenep pada 03 Januari 2004. Siswi IPS MA 1 Annuqayah Putri Guluk-guluk. Santri aktif Lubangsa Putri. Bergiat di Frasa, Supernova Ikstida dan Kompas Pasra. Akun fb, dhee Fhamaa. Akulah Santri I Duduk diam dan ratapi Tentang hidup dalam dunia santri Dalam sepi aku mencoba menabahkan hati II Tak ada kata lelah dan letih Barokah adalah tujuan utama yang dicari Aku kembali terlelap Sesekali disela hiruk-pikuk dan deru ajian kitab-kitab III Aku santri yang tak lepas dari kata mengantri Semua seakan mati Saat ayah dan ibu tak lagi di sisi Tapi segulung letih itu harus kuhadapi IV Tubuhku membeku Kakiku kaku Saat belaian ibu tak dapat kusentuh Dan sepi merobek kalbu V Aku terdiam dalam bahasa bisuku Tak kuhafalkan Mengingat perjuangan yang tak kunjumg padam Akulah santri Yang berusaha mengokohkan hati Demi cita-cita yang tinggi Annuqayah, 20 Oktober 19 Mila Kamila, Lahir di Sumenep, Menempuh pendidikan di MA 1 Annuqayah Putri Jurusan Ilmu Budaya dan Bahasa. Santri PPA. Lubangsa Putri, bergiat di Forum Literasi Santri (FRASA), Alif senansa Ikstida, komunitas PERSI Iksabad, dan Sanggar Sareang. Kekhusukan Doa Berbagai macam pola fikir terukir Di atas selipan nadi Dihimpit mimpi-mimpi yang tersusun rapi menyepi diri Hamparan doa menyisihkan mata tak pernah mati Tutur kata suci menyapa tanpa ekspresi Wajah-wajah berseri menanti ingin menikmati Kefokusannya kutatap tanpa harus disesali Keindahan putaran tasbih meggelitik sendiri Aku menengadah di atas hamparan puisi Yang ku istiqomahkan dalam hati. Annuqayah, 20 Oktober 19 Thaa Dita, Lahir di Pamekasan. Menempuh pendidikan di Madarasah Aliyah Annuqayah Putri dan mengaji di PP. Annuqayah Daerah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura. Bergiat di Forum Literasi Santri (Frasa). Santri Orang-orang berlalu lalang di depan kamar Semua sibuk akan pekerjaannya Tak pernah lelah untuk selalu mengerjakannya Sehelai rambut tak dapat terlihat Semua tertutup oleh sepotong jilbab Yang tak pernah terpisah Dari beberapa bagian Pesantren Orang yang tinggal di dalamnya adalah santri Yang tak pernah lepas mengantri Annuqayah, 2019 Fajriyatur Rahmah, bernama asli Fajriyatur Rahmah, lahir 26 Maret 2007 di Sumenep. Menempuh pendidikan di MTs 1 Annuqayah dan santri di PP. Annuqayah Daerah Lubangsa Putri Guluk-guluk Sumenep Madura. Bergiat di Forum Literasi Santri (Frasa) [1] Bahasa Madura yang berarti sopan santun