Catatan sejarah pesantren yang tertulis dalam Profil PP. Annuqayah Lubangsa Putri (selanjutnya disebut PPA. Lubri), menyebutkan bahwa tahun 2018 PPA. Lubri telah dapat dikatakan sebagai pesantren semi modern. Tolok ukur pernyataan ini adalah dilihat dari perkembangan pesantren yang merata, meluas dalam seluruh aspek kawasan. Bahkan tercatat pada tahun ini, PPA. Lubri meresmikan 7 gedung baru, serta berhasil meraih predikat juara umum dalam ajang lomba nasional di bidang Bahasa Arab dalam lomba yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sadar akan perkembangan dan kemajuan itu, sadar pula bahwa ada banyak hal yang mesti dibenahi dan dilengkapi untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki santri. Minat dan keahlian santri yang beragam, tidak akan cukup dengan hanya diwadahi oleh kegiatan rutinitas harian yang aktif diselenggarakan. Maka hadirnya Lembaga Semi Otonom menjadi hal yang wajib kiranya, sebagai solusi solutif agar potensi-potensi itu dapat berlabuh menjelajahi samudera luas ilmu Tuhan sesuai arah dan tujuan yang hendak ingin dicapai.
Maka setelah berdirinya Lembaga Syu’bah Lughah al-Arabiyah, English Club, Jam’iyah Ta’miq al-Kutub dan Daarul Qur’an, PPA. Lubri menganggap penting berdirinya lembaga yang fokus di bidang tulis menulis sebagai lembaga yang merangkul santri yang mempunyai minat khusus di bidang itu, karena tak dapat dipungkiri, salah satu potensi besar yang dimiliki pesantren ini adalah santri-santri berjiwa puitis, pun juga santri-santri berjiwa jurnalis.
Atas dasar itulah, ketua pengurus PPA. Lubri masa bakti 2017-2018 yang saat itu dijabat oleh Ustazah Faizatin (santri asal Lenteng Sumenep) menggagas berdirinya lembaga ini, dengan melibat sertakan pengurus Pengembangan Pers sebagai pusat pengendali kegiatan tulis menulis di lubangsa. Terhitung sejak tanggal 27 Maret 2018, lembaga ini secara lisan mendapatkan persetujuan dari pengasuh, namun secara resmi lembaga ini disahkan pada tanggal 07 Mei 2018 bersamaan dengan pelaksanaan Haflah Akhir Sanah 2018 dan Persmian gedung baru PPA. Lubri, dengan ketua pertama Fadhilatul Aini yang saat itu juga menjabat sebagai koordinator pengurus Pengembangan Pers.
Sebagai pengelola lembaga, beberapa orang yang mempunyai kemampuan kompeten di bidang tulis menulis direkrut untuk menjadi pengurus (nama-nama sebagaimana terlampir), terhitung 8 orang pengurus yang ada saat itu, terdiri dari 1 orang dewan konsultan, 3 orang pengurus harian, pengurus bagian pengembangan bakat dan minat anggota yang kami istilahkan menjadi Human Resource and Development (HRD), pengurus bidang Penelitan dan Pengembangan (Litbang) dan pengurus bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) yang keseluruhannya adalah kru majalah Yasmin, media cetak binaan pengurus Pengembangan Pers.
Walaupun keberadaannya adalah bagian dari Lembaga Semi Otonom PP. Annuqayah Lubangsa Putri, letak lokasi Frasa berada terpisah dari lembaga-lembaga yang lain yang berada di area Blok E dan F, yakni menempati area blok selatan, C/05 dan C/06. Penempatan lokasi yang berbeda ini adalah karena fokus lembaga, orientasi keilmuan dan kegiatan rutinitas lembaga Frasa yang jauh berbeda dari 4 lembaga yang ada.
Awal mula berdiri, lembaga ini lahir dengan tanpa nama. Sebelum itu, digunakanlah nama Lembaga Kepenulisan sebagai pengenal lembaga sebelum nama resmi ditetapkan. Baru pada bulan Maret 2019 nama Forum Literasi Santri (Frasa) disahkan sebagai nama lembaga melalui persetujuan pengasuh. Kata Frasa, selain sebagai akronim dari Forum Literasi Santri juga merupakan sebuah istilah yang mewakili tujuan dan visi misi lembaga.
Dalam kaidah tata Bahasa Indonesia, Frasa berarti kalimat yang tersusun atas beberapa satuan kata atau lebih yang menempati fungsi tertentu. Makna ini kemudian kami transformasikan dalam bentuk komitmen yang akan dipegang lembaga, yakni sebagai wadah yang akan mempersatukan kecenderungan beberapa orang melalui visi yang dibangun oraganisasi, menuju tujuan konkret yang menjadi sasaran lembaga yakni memajukan dunia membaca dan menulis di pesantren. Susunan satuan kata dalam definisi tersebut kami terjemahkan dalam bentuk beragam kecenderungan anggota yang kemudian kami satukan melalui kesamaan visi dan misi yang mesti didukung bersama, sedangkan fungsi dalam pengertian itu kami maknai sebagai visi lembaga, yakni sebuah upaya menghidupkan tradisi membaca dan menulis.
Lebih dari sekadar alasan ideologis, dirintisnya Frasa juga bagian dari upaya tabarrukan terhadap masyayikh Annuqayah. Konon, penggunaan kata Annuqayah sebagai nama pesantren ini merupakan bentuk tabarrukan kepada Syaikh Jalaluddin as-Suyuti,ulama kharismatik yang terkenal keproduktifannya dalam menghasilkan banyak karya melalui pemikiran yang tertuang dalam bentuk tulisan. Tabarrukan yang dimaksud adalah sebuah harapan besar para perintis pesantren, bahwa kelak santri Annuqayah diharapkan dapat meneladani kekreatifan dan keproduktifan Syaikh Jalaluddin as-Suyuti,dengan senantiasa aktif menjadi penulis produktif, bersyi’ar dan berdakwah menyerukan kebenaran melalui tulisan.
Profil ini juga merupakan bagian dari gerak sejarah perjalanan kami menghidupi literasi pesantren. Catatan sederhana dalam profil ini merupakan bukti konkret bahwa kami terus berupaya memperbaiki diri dari hari ke hari, tanpa lelah mengawal setiap i’tikad baik segenap anggota lembaga, mewujudkan apa yang hanya ada dalam angan, menjadi sesuatu yang membanggakan.
Struktur Lembaga Semi Otonom (LSO)
Forum Literasi Santri (FRASA) 2021-2022
STRUKTUR DAN PERSONALIA PENGURUS
LEMBAGA SEMI OTONOM (LSO)
FORUM LITERASI SANTRI (FRASA)
PONDOK PESANTREN ANNUQAYAH LUBANGSA PUTRI
MASA BAKTI 2022-2023 M.
Pelindung:
Pengasuh PP.Annuqayah Lubangsa Putri
(Nyai Shafiyah A. Win)
Penanggungjawab Umum:
Ketua PP. Annuqayah Lubangsa Putri
(Faizatin, M.Pd)
Penanggungjawab Khusus:
Wk. Bendahara PPA. Lubangsa Putri
(Nurul Mubarokah)
Dewan Konsultan:
Zakiyatul Miskiyah
(Banyuwangi)
Maria Ulfa
(Gapura)
Ketua:
Yuliyana Putri
(Gapura)
Sekretaris:
Nurul Imamah
(Dungkek)
Bendahara:
Siti Fathul Jannah
(Banjarmasin)
Devisi-Devisi
Devisi Human Resource and Development: Nila Alfiyatul Laila
(Batang-Batang)
Mafruhah
(Lenteng)
Devisi Informasi dan Komunikasi: Mil’atus Sa’diyah
(Banjarmasin)
Lovifatul Arifia
(Batang-Batang)
Devisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang): Lailatus Syarifah