Pondok Pesantren Annuqayah merupakan muara dari berbagai macam potensi dan himmah yang dimiliki oleh santri, tak terkecuali bahasa asing. Potensi inilah yang menjadi inspirasi dan menggugah hati Bapak M. Khalqi Kr (Gapura Timur, Gapura, Sumenep), Bapak Muhammad Muslim (Ambunten, Sumenep) dan Bapak Kamil (Cangkreng, Lenteng, Sumenep) untuk membentuk sebuah wadah yang dapat dijadikan wahana pengembangan bahasa asing. Sehingga pada tanggal 31 Maret 1995 dideklarasikanlah BPBA.
Biro Pengembangan Bahasa Asing (BPBA) merupakan sebuah wadah yang secara formal berada di bawah naungan Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa seksi Pendidikan, Pengajaran dan Pengembangan Keilmuan (P2PK).
Pada dasarnya organisasi ini membawa visi dan misi secara umum untuk mencetak santri agar dapat mempertahankan nilai-nilai religius dan keluhuran akhlaqul karimah serta dapat menguasai bahasa Arab dari berbagai aspek ditengah-tengah desakan arus global yang tidak bisa dibendung lagi. Dengan demikian secara pasti BPBA bahasa Arab mempunyai tanggungjawab yang sangat berat dan dominan dalam rangka mencetak dan mengembangkan wawasan keilmuan semua komunitas santri dalam bahasa Arab.
Pada mulanya, BPBA membuka tiga bahasa, yaitu Bahasa Inggris yang diketuai oleh M. Khalqi Kr, Bahasa Arab yang diketuai oleh Muslim dan Bahasa Jerman yang diketuai oleh Kamil. Namun setahun kemudian, pada tahun 1996, bahasa Jerman ditiadakan, hal ini dikarenakan minimnya tutor yang mumpuni dibidang ini. Disamping itu, bahasa Jerman tidak lagi dipelajari di sekolah-sekolah formal sehingga santri (anggota) kurang meminati terhadap bahasa ini. Sehingga, sampai saat ini BPBA tetap membuka dua bahasa (Arab dan Inggris)
Roda perjalanan BPBA terus berputar seiring dengan berputarnya waktu yang menggiringnya, tidak selamanya jalan yang dilalui BPBA bahasa Arab datar-datar saja tapi juga ada tanjakan yang harus ditempuh, seperti halnya sarana dan prasarana yang kurang memadai serta fasilitas kantor yang sangat sederhana dan serba kekurangan.
Meskipun dengan kondisi yang sangat sederhana, serba kekurangan dan dalam keadaan terjepit, kemajuan bahasa Arab adalah harga mati bagi kami (pengurus BPBA bahasa Arab) dan mundur berarti hancur. Dalam kondisi seperti itu, alhamdulillah kami berhasil membangun sebuah Asrama Bahasa Arab (dua ruangan asrama anggota dan sebuah perkantoran asrama) semi permanen (terbuat dari kayu) yang dipersiapkan untuk menampung santri PP. Annuqayah daerah Lubangsa yang berminat mendalami bahasa Arab dan kajian kitab turats dengan cara mengadakan tes seleksi secara ketat bagi mereka yang ingin menempati asrama bahasa Arab dan bagi mereka yang tidak lulus dalam tes penerimaan anggota baru maka diharuskan terlebih dahulu mengikuti bimbingan intensif oleh pengurus BPBA bahasa Arab yang di format dengan sistem kelompok-kelompok yang diadakan tiga kali dalam seminggu.
Bimbingan intensif ini dimaksudkan sebagai bekal awal untuk mengarungi kebahasa araban. Karena, asrama bahasa Arab diharapkan mampu menjadi uswah hasanah bagi yang lain di lingkungan PP. Annuqayah daerah Lubangsa. >>