Calon Santri Baru PPA. Lubangsa Terus Membeludak
4995 View
Lubangsa_Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa setiap ajaran tahun baru, seperti biasa, membuka pendaftaran bagi santri baru yang ingin mondok ke Lubangsa. Untuk menyikapi membeludaknya para calon santri baru, kepengurusan sebelumnya, pada masa Ali Hisyam telah membentuk Panitia Penerimaan Santri Baru (PSB) yang terdiri dari pengurus pesantren dan santri.
Kemarin (24/07) saat ketua panitia PSB ditemui oleh koran Lubangsa, Ziyad mengatakan bahwa panitia PSB mulai bekerja secara maksimal satu minggu sebelum kembali ke pondok, karena setiap harinya menurut Ziyad santri baru terus membeludak bahkan untuk hari-hari tertentu sampai 25 lima orang santri yang mondok, “pada bulan juni akhir calon santri baru sangat membeludak, bahkan di bulan Ramadhan kemarin sudah ada calon santri baru,” katanya. Kurang lebih sudah hambir satu bulan, menurut bendahara PSB, Khairul Anwar, untuk saat ini pada setiap harinya sudah mulai berkurang.
Pada hari ini (24/07) menurut sekretaris PSB, Muhammad Ainur Rida’ie, data santri baru yang masuk pada panitia sudah mencapai 212 santri. Untuk sementara, menurut ketua pengurus Lubangsa, hasil tersebut masih belum final karena masih ada banyak santri yang berhenti karena tidak kerasan. Lebih lanjut Masyhuri, sapaan akrap ketua pengurus asal Gapura itu memaparkan bahwa data santri baru tersebut masih lebih banyak di tahun 2016 kemarin., yang mana tahun 2016 lalu data base santri baru mencapai 240.
Terkait dengan jumlah santri baru yang akan mondok di Lubangsa, menurut Affan Quraisyi akan terus bertambah, mulai kemarin sudah ada sebagian masyarakat yang menelpon ke kantor pesantren untuk memesan kamar terlebih dahulu. Kini sudah terdapat enam kamar yang digunakan sebagai kamar santri baru. “ya tidak menutup kemungkinan untuk minggu-minggu ini calon santri baru masih tetap ada, jadi akhir kepanitian PSB mungkin nanti sampai pelaksanaan Orientasi Santri Baru (Opsaba), ya tunggu saja nanti,” katanya kepada Koran Lubangsa.
Penulis: Manarul Hidayat
Editor: Jamalul Muttaqin