Mekanisme Baru Pengajian di Lubangsa
3978 View
Koran Lubangsa_ Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa sejak Jum’at malam tanggal 27 Juli 2018 menjalankan program baru ajian Al-quran, yaitu kegiatan belajar mengajar Al-quran (tadarus, red) pada pagi hari setelah shalat Subuh berjamaah. Kegiatan ini belum pernah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. Kegiatan tersebut baru pertama kali dilaksanakan pada tahun ini.
Kegiatan ini sengaja dilaksanakan bertujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan santri dalam membaca al-Quran, “Terlaksananya program ini berangkat dari dauh K. Abd. Wafi Nuh kepada Al-ustaz Masyhuri Drajat selaku ketua Pengurus, kemudian ia (Masyhuri Drajat, red) menyampaikan hal tersebut kepada pengasuh (K. Muhammad ‘Ali Fikri, red) untuk meminta persetujuan” ungkap Al-Ustaz Khairul Anwar selaku Ketua Seksi Peribadatan dan Kepesantrenan (PK). “setelah mendapat persetujuan dari beliau kemudian pak Masyhuri menyampaikan kepada kami selaku pengurus yang bertanggung jawab dalam pengajian Al-quran di Lubangsa” ujar santri asal Lenteng itu kepada Kru Koran Lubangsa di depan Kantor pesantren kemarin.
Abd. Wafi Nuh menyampaikan kepada pengurus yang bersangkutan bahwa seharusnya waktu ajian Al-quran itu ditambah. “sebab kalau hanya mengandalkan ajian sesudah maghrib kurang maksimal. Terbukti mayoritas santri Lubangsa kurang dalam membaca Al-quran, baik dari segi tajwidnya lebih-lebih dalam hal makharijul huruf-nya”. Ujar kiai yang biasa membimbing santri kursus pengajian Al-quran setiap jum’at pagi itu.Oleh karena itulah, pengurus Peribadatan dan Kepesantrenan (PK) melakukan koordinasi dengan Pengurus yang lain untuk mensukseskan kegiatan tersebut. “Kami selaku pengurus seksi PK kemudian bermusyawarah dengan pengurus yang lain, terutama kepada pengurus Blok dan pengurus Pendidikan, Pengajaran dan Pengembangan Keilmuan (P2PK), karena hal ini juga berkaitan dengan pengajian kitab kuning yang biasa dilaksanakan oleh P2PK setiap pagi” ungkap Ahmad Fuad Hikam, Wakasi PK.
Berdasarkan hasil keputusan musyawarah tersebut, pengajian di Lubangsa diformat dalam mekanisme yang berbeda. “Pengajian akan dilaksanakan sesudah subuh dengan ketentuan dibagi menjadi dua konsep, tiga hari untuk pengajian kitab kuning dan tiga hari untuk pengajian Al-quran” Ujar Al-Ustaz Ach. Zamroni Arifin, Wakasi P2PK itu kepada kru Koran Lubangsa.
Al-Ustaz Abd. Rahman sebagai Pengurus PK menyampaikan bahwa pihaknya akan senantiasa menjaga kegiatan pengajian Al-quran setelah berjamaah shubuh. “kami selaku pengurus peribadatan dan kepesantrenan akan tetap berusaha untuk menkondusifkan santri dalam belajar membaca Al-quran utamanya setelah Subuh. Bagi Mahasiswa ditempatkan di serambi Masjid bagian utara, bagi siswa ditempatkan di serambi Masjid bagian depan, perkelompok terdiri dari sepuluh anggota, dan khusus santri baru ditempatkan di kamar masing-masing yang diadakan bimbingan khusus (Bimsus) membaca al-quran setiap harinya” pungkasnya.
Penulis: Ahmad Raji
Editor : Abd. Warits