Memahami Ilmu Tajwid tanpa Terbelit-Belit
10350 View
Judul Buku: Panduan Lengkap Belajar Ilmu Tajwid Otodidak
Penulis: Dr. M. Isham Muflih al-Qundhat
Penerbit: Turos
Tahun Terbit: I, Maret 2020
Tebal Buku: 204 Halaman
ISBN: 978-623-7227-38-7
Resensator: Ahmad Tadi N.
Semua orang (muslim) sepakat kalau Al-Quran merupakan kalam Allah Swt. yang paling agung, mengingat semua firman (perkataan)-Nya termaktub dalam kitab penuntun kehidupan tersebut. Maka tidak heran jika kemudian mempelajari dan mengamalkannya menjadi wajib bagi setiap individu, lebih-lebih orang Islam di belahan dunia.
Berlandaskan pada hal di atas, tidak salah bahkan wajib ada semacam metodologi atau ilmu yang secara spesifikasi mempelajari bacaan al-Quran agar baik dan benar. Dari hal inilah para ulama sepakat bahwa ilmu tajwid merupakan ilmu yang wajib diajari kepada semua orang muslim agar ketika membaca tidak salah. Hal tersebut dilakukan agar kalam Allah Swt. yang terdiri dari, ukuran panjang-pendek (bacaan mad), derajat ketebalan huruf (bacaan tafkhim) dan hukum bacaan berupa rambu-rambu dalam membaca al-Quran (hukum nun sukun dan mim). Untuk menguasai poin-poin ini, seseorang harus benar-benar bersungguh-sungguh dalam belajar, apalagi ilmu tajwid tidak bisa diselesaikan dalam waktu jangka pendek.
Dari hal ini kita bisa memahami bahwa ilmu tajwid bukalah ilmu teoritis yang diambil dari buku-buku, kemudian dinarasikan secara deskriptif, lalu dijelaskan dalam waktu yang super singkat, tanpa memberikan bimbingan yang kompetitif kepada murid. Sehingga tidak heran jika nantinya ada murid yang tidak cepat fasih dalam mengimplementasikan pemaparan gurunya, dan kesalahan tersebut dilimpahkan murid agar rasa kesal tidak bersemayam dalam hatinya. Fenomena ini tentu sangat keliru bahkan salah jika dengan metode tersebut, sebab ilmu tajwid tidak bisa hanya dilakukan dalam beberapa tatap muka—apalagi sistem ceramah—saja jika orientasinya murid harus paham. Apalagi ilmu tajwid dari aspek praktik mengajari dan mempelajari dihukumi fardu ‘ain oleh sebagian ulama. Ilmu tajwid hukumnya fardu ‘ain bagi setiap muslim dewasa. (hal.3)
Akan tetapi, secara teoritis, hukum mengetahui dan mempelajari adalah fardu kifayah. Statemen ini juga diperkuat oleh Fiman Allah Swt. dalam surah al-Muzammil ayat:4 dan bacalah al-Quran dengan tartil. Maksud tartil disini ialah bagaimana seseorang bisa membaca dengan jelas disetiap huruf dan hukum bacaannya berlandaskan aturan-aturan ilmu tajwid yang sudah dilegitimasi oleh para ulama. Hal ini bertujuan untuk meyempurnakan bacaan ketika praktik dan dapat mengetahui bacaan mana yang salah dan benar, sehingga dari hal tersebut menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi pengajar.
Meski secar dzahir kita mengakui bahwa dalam membaca al-Quran bergantung pada kondisi dan kebutuhan kita. Misalkan, ketika khataman al-Quran tidak mungkin kita membaca dengan lambat (tahqiq) pastinya akan dibaca dengan cepat (hadzr), sedangkan untuk latihan atau nafshi-nafshi tidak juga akan dibaca cepat, paling akan membaca dengan pelan-pelan atau lambat (tahqiq) dan untuk mengaji sendirian kita juga bisa menggunakan cara yang ketiga, yakni dengan membaca sedang, berada di hadzr dan tahqiq, yakni dibaca dengan tadwir (tengah-tengah atau moderat). Untuk mendalami hal ini tentu tidak mudah dan perlu waktu lama.
Buku panduang lengkap belajar ilmu tajwid otodidak ini, memberikan panduan lengkap dan praktis untuk diaplikasikan ketika mengajari murid-murid. Apalagi buku ini juga berlaku bagi semua tingkatan tanpa memilih anak-anak, dewasa dan lansia sekalipun, jika bacaan al-Qur’annya tidak sesuai aturan maka wajib mempelajari ilmu tajwid. Belum lagi, buku ini juga menyajikan data-data primer kepada pembaca dan juga menyuguhkan hal-hal menarik perihal keilmuan nagham. Apalagi lagi berkaca pada penulis buku ini, yakni Dr. M. Isham Muflih al-Qundhat, merupakan pakar dan ilmu qiraat kalahiran Jordan. Sehingga melalui buku ini, beliau memberikan sumbangsih besar kepada dunia, telebih bagi kalangan umat Islam tentang pentingnya membaca al-Qur’an dengan tuntunan ilmu tajwid.
Buku ini semakin bermanfaat bilamana dalam setiap bab di buku ini tidak hanya menjadi istilah yang berwujud kata-kata, tetapi “justru” menjadi istilah yang berwujud tindakan untuk tetap melestarikan ilmu maulia tersebut. Belum lagi penulis juga sengaja memberikan pertanyaan disetiap akhir babnya untuk meningkatkan daya ingat terhadap materi yang dilalui. Buku ini juga semakin menarik dengan dilengkapinya refrensi akademik berupa tabel, bagan dan ilutrasi untuk semakin mempermudah pmahaman ilmu tajwid yang tidak boleh dan tidak bisa pernah lepas dari tuntunan membaca kalam Ilahi.Wallahu A’lam Bisshawab.
Keterangan: Resensi ini di Muat di Radar Madura, 11 Januari 2021 M.