Badrus Zeman; Musisi Pesantren Mengunjungi Lubangsa
3114 View
Lubangsa_Musisi sekaligus Dosen Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Badrus Zeman mengunjungi PP. Annuqayah daerah Lubangsa pada Minggu (28/07) kemarin. Kunjungan ini dia lakukan untuk membagi seni musik kepada 15 santri. Seni musik cukup populer di kalangan pesantren dan seharusnya santri mendistribusikan ke publik.
Badrus yang berasal dari Prenduan ini menyampaikan pesantren dapat memperluas kesenian melalui platform digital. Di zaman ini para seniman terbiasa berkreasi di dunia maya. Selain mereka dapat menampilkan karyanya, para penggemar bisa menyaksikan tanpa jauh-jauh datang ke lokasi, “kita perlu membuat konten kesenian di YouTube dan Sportify,” ujarnya.
Bagi pria asal Prenduan ini pesantren memiliki banyak macam seni musik islami. Misalnya Hadrah dan gambus, bahkan beberapa jenis musik terlahir dari inovasi santri ala pesantren. Ia pun mengenal Annuqayah karena seni dan sastranya yang cukup mendalam. Ia bahkan menganjurkan agar santri dapat memadukan kesenian dan kebudayaan pesantren. Karena dari pesantren semuanya menjadi tradisi dan budaya.
Badrus sendiri akrab di dunia kesenian sejak mondok di PP. Tegal al-Amien, Prenduan. Tumbuh dan belajar di pesantren, ia mengenal dunia musik, terutama sejak ia menempuh pendidikan Madrasah Tsanawiyah. Tamat di pesantren, ia melanjutkan studi di IKJ. Di sini ia mulai berkarier di dunia musik dan menciptakan lagu Lorju’.
Musisi ini menjelaskan sebenarnya seni pesantren dan seni luar pesantren begitu berbeda. Hal ini ia contohkan dengan masalah budaya, misalnya budaya pesantren yang akrab dengan kesederhanaan. Bagi Badrus budaya sederhana yang dimiliki pesantren membuatnya unik dan khas, “selain bahwa pesantren punya disiplin ilmu seni dan spiritual. Dua ini justru membedakan antara santri dan bukan santri, sekalipun teknisnya sama,” kata Badrus.
Tentu saja, pesantren perlu memilih jenis musik bila mau mementaskan keunikannya pada khalayak ramai. Kata Badrus, penonton di luar pesantren cenderung tidak menyukai satu selera musik dan tidak semua jenis musik patut didengar. Santri yang seniman perlu mengetahui dampak dari jenis musik tersebut.
Badrus juga memberi rekomendasi buku dan musik agar santri bisa mempelajarinya. Diantara referensi itu misalnya, judul lagu Zoo dan Air Theori of Distrik Riaritem. Musik ini adalah kumpulan jenis lagu yang enak didengar. Sementara buku populer yang wajib dibaca santri sebagai pengantar ada World Music Indonesia. karya Ubit Nyak Seuki ini mengkisahkan dunia musik yang diakui di kancah lokal maupun internasional.
Penulis | : Moh. Sofiul Umam |
Editor | : Ikrom Firdauz |