Lubangsa Kerja Sama dengan UNTAG
3159 View
Kamis pagi (22/09) suasana PP. Annuqayah daerah Lubangsa terasa sepi dari lalu lalang santri. Wajar, karena santri telah berangkat ke sekolahnya masing-masing. Hanya tampak Pengurus Harian Lubangsa mondar-mandir di depan kantor pesantren mempersiapkan penyambutan tamu dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya yang akan menjalin kerja sama baik dengan Lubangsa.
Tepat pada pukul 08:15 WIB mobil Phanter dengan nomor polisi (nopol) DK 1670 EI (milik Lubangsa) meluncur dari arah Utara memasuki lokasi pesantren mengiringi mobil Kijang APV dengan nopol L 1078 FG di belakangnya, yang tak lain adalah mobil rombongan tamu dari Untag. Para tamu itu turun di depan kantor pesantren dan mendapat sambutan hangat dari pengurus serta Pengasuh Lubangsa, yang juga menunggu kedatangan tamu tersebut di depan kantor pesantren.
Sehabis melepas lelah, para tamu sudah menikmati hidangan sederhana. K. Muhammad Ali Fikri, Pengasuh Lubangsa memulai obrolan dengan memperkenalkan Annuqayah baik secara kelembagaan, sosio kultural, dan kondisi geografis.
Setelah itu, pihak Untag juga menjelaskan tentang profil kelembagaan, struktur organisasi, dan bahkan dosen yang hadir dalam kesempatan tersebut ditunjukkan. Irmawati, Kabag Humas Untag menjelaskan bahwa pada era ini siswa dituntut untuk memiliki skill. “Sehingga kami sangat mensupport segala apa yang diinginkan oleh Bapak Pengasuh pesantren ini,” ungkapnya mengawali pembicaran dari pihak Untag.
Sementara itu, Pangat, salah seorang anggota rombongan Untag, menjelaskan bahwa kehadiran dirinya didukung oleh keinginan kuat untuk mengabdi di Pesantren Annuqayah. “Salah satunya yang mungkin kami bisa bantu, dalam pengembangan keterampilan elektronika dan informatika, dan mungkin kita bisa atur kapan jadwal pelaksaannya. Insyaallah,” ujar dosen yang mengampu materi informatika di Untag itu.
Tidak hanya itu, ia menambahkan bahwa pihaknya juga siap membantu tata kelola menajemen pendidikan dan siap untuk mendatangkan alatnya dengan gratis. “Kan tidak mungkin sebuah lembaga pendidikan yang sudah tinggi, hanya dikelola dengan secara manual. Makanya ketika kita punya manajemen tata kelola bagus akan mempermudah dan mempercepat,” tambahnya.
Pertukaran informasi dari pihak pesantren dan Untag akhirnya memberikan titik terang bahwa pihak pesantren sangat berharap skill santri dapat dikembangkan, baik dari informatika, pengembangan pangan, elektronika, sistem perkantoran, sistem administrasi, dan pengarsipan. K. Fikri, panggilan Pengasuh Lubangsa, menjelaskan bahwa dalam tahapannya bisa dilakukan pelatihan-pelatihan kepada pengurus pesantren. “Terkait hal itu semuanya, karena ini adalah awal kerjasama kami, kami pasarahkan sepenuhnya pada pihak Untag terkait program yang akan dijalankan lebih awal,” ungkap pengasuh sembari menebar senyuman dan menandatangi perjanjian tersebut.
Pengembangan keterampilan santri dari berbagai bidang tentu sangat dicita-citakan oleh Pengasuh. Dari pihak Untag pun mengamini keinginan tersebut. Pada bulan Nopember nanti pihak Untag akan merealisasikan keinginan itu. Menurut keterangan Irmawati, pihaknya akan mengutus 25 orang untuk menemani para santri, bahkan dari pihak kampus siap datang sebelum jatuh tempo. “Nanti kalau diizinkan, sebelum Nopember mungkin bidang prodi yang lain seperti politeknik bisa melakukan pelatihan untuk listrik, mesin, atau pengolahan pangan, dan pelatihan psikologinya. Ya, terserah dari pihak pondok pesantrennya mau minta yang mana yang mau didahulukan,” paparnya.
Perempuan cantik yang berkaca mata itu berharap bahwa sekalipun pesantren Annuqayah adalah pesantren yang letaknya di desa, para santri dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan zaman. “Meskipun Anda (santri, Red.) di pesantren yang hidup di desa, setidaknya mengikuti perkembangan yang ada di luar itu seperti apa, sehingga yang ada di sini ketika keluar tidak ketinggalan zaman,” pungkasnya sebelum naik ke mobil untuk pulang.
Penulis : Misbahul Munir
Editor : Abd.Muqsith