OPSABA 2018
2979 View
(Laporan Utama Wartawan Koran Lubangsa)
Koran Lubangsa_Orientasi dan Pembinaan Santri Baru (Opsaba) 2018 dibuka pada hari selasa (18/09) malam pukul 19.30 WIB. Acara pembukaan dimoderatori oleh Abd. Rahman, Wali bilik C/16 dengan membacakan beberapa rentetaan acara yang akan berlangsung pada malam itu. Acara Opsaba 2018 resmi dibuka oleh ketua pengurus PP. Annuqayah daerah Lubangsa, Al-Ustaz Masyhuri Drajat.
Dirinya menyampaikan bahwa Opsaba pada tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “opsaba tahun ini tidak ada peloncoan, sehingga semua kegiatan yang bersifat kepesantrenan akan dikawal oleh wali bilik dan pendamping serta nanti akan ada evaluasi setiap satu bulan sekali,”ungkapnya disela-sela sambutannya.
Acara pada malam itu dilanjutkan pada materi pertama yaitu tentang berbuat baik kepada kedua orang tua (birrul walidain, red) yang disampaikan oleh K. Qusyairi. Dalam penyampaiannya, K. Qusyairi menegaskan bahwa orang tua itu sebenarnya ada tiga yang harus dihormati. “orang tua yang harus dimuliakan diantaranya: pertama, orang yang mengajarimu satu huruf (guru) sebab beliau adalah bapakmu di dalam agama. Kedua, orang yang melahirkanmu (kedua orang tua, red) kemudian yang ketiga orang yang mengawinkanmu (mertua, red),”tutur penyaji pada malam itu.
[caption id="attachment_3854" align="alignleft" width="300"] Peserta Opsaba saat ziarah Makbaroh[/caption]Penyaji juga mewanti-wanti kepada seluruh santri baru untuk memperhatikan bagaimana tatakrama yang baik dengan orang tua dan cara berinteraksi secara benar dengan keduanya.”orang tua manapun pasti akan menginginkan anaknya menjadi anak yang sholeh. Yang dimaksud sholeh adalah orang yang melaksanakan hak-hak Allah serta hak-hak kepada hambanya”terangnya.
Pada Rabu (19/09) malam berlanjut kepada materi yang kedua dengan tema selayang PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Penyaji pada malam itu adalah K. M. Afif Hasan. Beliau menyampaikan panjang lebar kepada seluruh santri baru tentang nilai-nilai kesholehan yang ada di pesantren, khususnya di pesantren Annuqayah.
Dengan semangat menggebu-gebu, penyaji sampai berdiri di hadapan seluruh santri baru. Penyajian berlangsung dengan meriah karena penyaji juga melakukan trik agar santri baru tidak mengantuk. Pada malam itu juga penyaji memberikan salah karyanya yaitu tiga buku yang sudah dikarangnya untuk disumbangkan kepada perpustakaan Lubangsa. Buku terbaru yang mengulas secara detail tentang nilai-nilai yang ada di Annuqayah berjudul Mutiara Annuqayah.
Penyampaian materi tentang “kewajiban belajar” dilanjutkan pada kamis (20/09) malam yang disampaikan oleh K. Maimun Syamsudin. Beliau menyampaikan beberapa hal tentang pentingnya menuntut ilmu dan beberapa ilmu yang harus diutamakan untuk dipelajari. “ilmu itu ada yang sifatnya fardu ain seperti tata cara shalat dan berwudu. Selain itu, ada ilmu yang bersifat fardu kifayah,”tutur salah satu pengasuh PP. Annuqayah daerah Kusuma bangsa itu.
Setelah penyajian berakhir, panitia opsaba 2018 kedatangan salah satu alumni setelah mendapat konfirmasi dari pengurus Humas. Alumni tersebut adalah bapak Jufri Halim yang menyempatkan untuk berbagi kisah dan mengisi kegiatan opsaba 2018 untuk santri baru. Dirinya datang ke pesantren Lubangsa bersama dua orang mahasiswanya.
Sebagai alumni, tentu saja bapak Jufri Halim mempunyai banyak pengalaman yang bisa dibagikan kepada seluruh santri baru Lubangsa. Ia mulai bercerita secara panjang lebar bagaimana prosesnya di pesantren Annuqayah hingga menjadi alumni yang sukses di luar. Ia juga menceritakan akan pentingnya interaksi batin antara santri dan kiai. Dirinya juga menganjurkan kepada seluruh santri baru untuk sering-sering ke maqbarah yang ada di pesantren Annuqayah.
Hari jum’at (21/09) setelah shalat shubuh berjamaah, panitia opsaba 2018 mengawal santri baru untuk ziarah ke berbagai maqbarah yang ada di Annuqayah. Dimulai dari Maqbarah kiai Syarqawi yang berada di depan masjid Jamik Annuqayah kemudian menuju ke maqbarah selatan K. Ilyas Syarqawi hingga berakhir di maqbarah kiai Ahmad Basyir Abdullah Sajjad, sebelah timur Pesantren Salaf yang baru.
Jum’at (21/09) malam santri baru kembali mengkuti penyajian di Aula Lubangsa dengan materi “santri dan tanggungjawab sosial” yang disampaikan oleh Bapak Khalili, Kn. Kemudian berlanjut pada sabtu (22/09) malam dengan penyajian fadilah shalat berjamaah. Tetapi, malam itu penyaji berhalangan hadir sehingga panitia mengisinya dengan nonton film berjudul “Jembatan Pensil”. Di konfirmasi, Rahmatullah sebagai ketua panitia Opsaba 2018 menyampaikan bahwa materi shalat berjamaah ditunda kepada senin (24/09) malam. Sementara, materi tentang pentingnya hidup sehat dan bersih tetap diletakkan pada Ahad (23/09) malam.
Pada puncaknya, opsaba 2018 ditutup secara seremonial pada selasa (25/09) malam oleh ketua Pengurus PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Hadir pada penutupan opsaba 2018 seluruh pengurus PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Sebab, setelah penutupan opsaba 2018 akan ada pengenalan kabinet pengurus kepada seluruh santri baru yang dipimpin oleh Al-Ustaz Sunaidi, S.Pd. Acara pada malam itu berakhir setelah penyajian yang terkahir yaitu sosialisasi tata tertib pesantren Lubangsa.
Penulis : Abd. Warits
Editor : Abd. Aziz