Humas Rancang Badan Organisasi Simpul Alumni Lubangsa
3681 View
Lubangsa_sampai hari pasca pembentukan Simpul Alumni Lubangsa (SAL) masih menuai bebagai kontroversi dan pertanyaan dari sebagian alumni yang kurang paham dengan dibentuknya SAL. Menurut Mufti mantan ketua pengurus Lubangsa itu, mengatakan bahwa sebagian dari mereka kerap mempertanyaakan perbedaan antara Ikata Alumni Annuqayah (IAA) dengan SAL. Tidak jarang dari para alumni menganggap organisasi ini sebagai organisasi kedaerahan yang mungkin bisa menuai perpecahan.
Kemarin (01/08) pengurus Hubungan Masyarakat (Humas) mendatangi Bapak Ali Mufti untuk merancang Bangunan Organisasi SAL tersebut, menurut Sutikno setelah pasca rapat dengan seluruh Koord. SAL di setiap Korcab (Koord. Kecamatan) dan Kordes (Koord. Desa), menurutnya peserta rapat sudah menyepakati kepada lima orang perancang Badan Organisasi SAL. Salah satunya adalah Ali Mufti, dan Fathorrahman Ustman. “Karena kemarin Fathorrahman yang bertanggung jawab masih sibuk keluar Kota, jadi kami coba menghubungi Bapak Ali Mufti,” tuturnya.
Selain itu, menurut pengurus asal Gapura itu pengasuh meminta untuk ditindak lanjuti program kegiatan SAL dan Wali Santri, agar SAL benar-benar mempunyai fungsi yang sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) yang telah dibentuk bersama. “Ya, ini dalam rangka membuat bangunan Simpul Alumni Lubangsa ke depan,” tandasnya. Selain itu, mendesaknya untuk dirancang Badang Organisasi SAL itu tidak lain agar peran dan kegiatan SAL bisa secepatnya dapat dirasakan oleh Wali Santri, Alumni, serta Santri Lubangsa.
“Ini sebenarnya kita ingin memberikan sumbangsih terhadap Pesantren Lubangsa, tapi banyak alumni yang malah sering mengartikan ini permohonan,” tutur Mufti saat bincang-bincang dengan pengurus Humas di kediamannya, Cambor, Rubaru.
Satu Malam Suntuk, Hasilkan Struktur Badan Organisasi SAL
Setelah panjang lebar membicangkan persoalan SAL dan kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Humas pada bulan Ramadhan kemarin, Ali Mufti juga membicarakan berbagai keluhan yang terjadi di lapangan. “Ini semua kan sebagai bahan pertimbangan ke depan, bagaimana SAL itu bisa berjalan secara maksimal. Kiai Ali Fikri sangat yakin dengan adanya SAL ini,” tuturnya dengan optimis.
Menurut Penasehat PC. Ansor itu, adanya SAL yang sudah dibentuk setidaknya sudah mempunyai gambaran, baik dari profil organisasiiya, visi-misinya dan badan strukturnya serta program-program kegiatan yang akan di canangkan nanti. “Ini yang terpenting sebenarnya kan di Koord. Desa, ya mari kita bentuk dulu badan organisasinya seperti apa,” katanya sembari menyeruput kopi.
Untuk sementara, pembentukan itu hanya dilakukan oleh Ali Mufti dan Pengurus Humas, Sutikno, dan ditemani oleh pengurus KP2, Jamalul Muttaqin. Karena menurut Sutikno, rancangan ini merupakan tahap pertama yang nanti masih akan disosialisasikan kepada Koor. Pusat. Menurut yang lain, sebagai mantan pengurus Penerangan, dan Pembinaan Organisasi (P2O), Jejen, menyumbangkan pendapat terkait dengan pembentukan SAL yang sudah jauh-jauh hari dibentuk oleh Organisasi Daerah (Orda). “Kemarin kan sudah selelesai kita bentuk Tupoksi-nya, barangkali pertama, saat ini kita mengawali dengan rancangan yang dasar, baik dari profil dan badan strukturnya dulu,”tandasnya.
Setelah disepakati untuk merancang Badan Strukturnya, yang menghasilkan tiga tingkatan kepengurusan Koord. SAL, (1) Koor. Pusat yang terdiri dari Sekretaris dan Bendahara, (2) Koor. Kecamatan, (3) Koor. Desa, tiga Kordinator tersebut menurut Mufti memiliki tugas masing-masing, pertama, sebagai Kordinator Pusat (Korpus) memiliki tugas sebagai pusat informasi di tingkat pusat, dan mendistribusikan informasi ke tingkat Kecamatan. Kedua, untuk Kordinator Kecamatan (Korcab), mendistribusikan innformasi dari pusat dan menyampaikan kepada Kordinator Desa. Sedang terakhir, di Kordinator Desa (Kordes), mendistribusikan informasi ke Wali Santri dan melaporkannya ke pengurus pesantren. Menurut Mufti semua menggunakan garis kordinasi dan konsolidasi.
Menurut Mufti, nanti meski menjabat sebagai pengurus Korpus bisa jadi mereka juga ditunjuk menjadi pengurus di tingkat Kordes, “mereka kan mempunyai tugas sebagai kontroling pada berbagai kegiatan yang diselenggaran oleh Koresa,” ucapnya.
Selain merancang Badan Organisasi SAL, menurut Mufti pengurus Humas bisa memikirkan tindak lanjutnya nanti. Atau bisa melakukan rancangan kegiatan yang dimaksud dan tetap mengacu dan harus disesuai dengan visi-misi di awal.
Tepat pada pukul 02.00 Wib, perbincangan seputar SAL diselesaikan secara mufakat, meski hanya sekadar tiga orang tapi tidak menutup kemungkinan Badang Organisasi SLA yang sudah dibentuk merupakan harapan dari semua Alumni dan Pengasuh. Setelah itu, mereka mencoba berbicang-bincang seputar kondisi pesantren. “Kami harap SAL ini bisa maksimal ke depan, kami hanya khawatir alumni tidak solid, itu saja yang dikhawatirkan” tuturnya. Sebelum mengakhiri perbincangan seputar SAL Mufti berpesan untuk menjaga kekompakan dan mepersolid hubungan antar alumni, atau alumni dengan pengurus pesantren dan santri itu sendiri. Bagi Mufti semua ini akan adanya masanya, dan setiap masa pasti akan adanya orangnya, jadi untuk membandingkan kondisi kepengurusan sekarang sangat jauh dengan masa dulu semasih dirinya menjabat sebagai ketua pengurus.
Penulis: Farhur Rozi
Editor: Jamalul Muttaqin