Bimsus: Santri Baru Cakap Amaliah dan Ubudiah Lubangsa
4221 View
Lubangsa_Program Bimbingan Khusus (Bimsus) bagi santri baru aktif sejak kemarin malam (23/08). Program tahunan tersebut bertujuan agar santri baru memiliki kecakapan amaliah dan ubudiah Lubangsa.
Moh. Jamil selaku sekretaris Bimsus menyampaikan bahwa santri baru harus tahu seperti apa amaliah dan ubudiah yang dipakai oleh Lubangsa sehari-haria, sebab ianya merupakan warisan dan tradisi yang harus dilestarikan dan dijaga. Lalu, seperti apa tradisi Lubangsa?
Hal tersebut pernah disampakan oleh K. Wafi Nuh pada acara silaturahmi antar pengurus yang bertempat di aula Lubangsa beberapa hari lalu (20/08). Beliau menyatakan bahwa santri Lubangsa terkenal bagus akhlaknya, menghormat tamu, bertanggung jawab dan mandiri serta terkenal resik. Selain itu, beliau juga menegaskan bahwa bacaan zikir sesudah salat yang tetap dilestarikan hingga sekarang merupakan warisan dari K. Ilyas. “Kalau bukan kalian, siapa lagi.” dawuhnya. Itulah beberapa hal yang disinggung beliau.
Praktik ubudiah juga tertuang dalam kitab Hayya Ala Al-Shalah yang menjadi standar kecakapan ubudiah santri Lubangsa. Kitab tersebut membahas tentang tata cara beribadah sehari-hari seperti salat, wudu dan fikih yang sudah dtashih oleh K. Abdul Warits.
Selain meningkatkan kecakapan ubudiah santri baru, mereka juga diikutkan ajian kitab santri lama sesuai jadwal yang sudah ditentukan. “Ada juga ajian khusus santri yang membahas tentang akhlak.” tuturnya. Tahun lalu, bimsus juga memiliki program ajian quran. Namun tahun ini, ianya sudah dihandle pengurus Pendidikan, Pengajaran dan Kepesantrenan (P2K) setiap Maghrib. Ada 208 santri baru yang ikut bimsus tahun ini. Jami berharap agar mereka istiqamah dan memaksimalkan bimsus tahun ini. “Yang penting santri baru rajin. Masalah keilmuanbelakangan, asal hadir.” pungkasnya.
Penulis | : Miftahor Rovi |
Editor | : Abd. Sa'ed |