DKL Sukses Adakan Sidang Terbuka dan Wisuda III
4428 View
Lubangsa_Pengurus Darul Kutub Lubangsa sukses melaksanakan Sidang Terbuka dan Wisuda Ke III yang bertempat di halaman masjid Jamik Annuqayah kemarin malam (19/02). Wisudawan yang terdiri dari beberapa kelas itu berlangsung secara khidmat. Pasalnya setiap peserta, ditanya beberapa soal dari tiga penguji, yakni Bapak Abd. Aziz, K. Muhyiddin dan ustaz Affan Khalili. selain itu juga, seluruh santri dapat mengajukan pertanyaan yang sama.
M. Deni Hidayatullah menyampaikan bahwa wisuda kali ini terdiri dari tiga kelas, yakni nadhaman maqsud, imrithi dan alfiyah. Dari tiga level ini, kitab yang diuji adalah fathul qorib, “jadi pesertanya dari tiga kelas. Masing-masing mempunyai tingkatan sendiri,” ucapnya.
Dia juga menyebutkan lembaga DKL sudah biasa memberikan sidang terbuka sebagai bukti kelulusan anggota untuk naik ke jenjang berikutnya, “kami berharap bagimana santri yang mungkin berminat masuk ke DKL, juga termotivasi,” ujarnya.
K. Abdul Halim, perwakilan dari pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa itu memohon maaf atas ketidakhadiran pengasuh. Hal ini dikarenakan, pengasuh masih punya tanggungan dalam pendidikan strata tiganya, “sekalipun begitu, pengasuh memberikan apresiasi terutama kepada orang tua yang dapat menghadiri undangan, dan wisuda ini semoga menjadi motivasi pada santri, baik yang hadir maupun pengurus pesantren,” dawuhnya.
Beliau pun memberikan dua pesan yang diberikan pengasuh. Salah satunya ucapan selamat atas para wisudawan yang mampu sampai di fase kali ini. Bahkan pengasuh selalu mendoakan agar ilmu yang didapat bernilai barokah dan manfaat, baik bagi pengembangan diri maupun masyarakat, “Ilmu tidak akan bermanfaat, jika idak dibarengi etika, moral atau akhlaqul karimah,”pesannya.
Terakhir, atas nama pengasuh K. Halim berharap walaupun peserta sudah diwisuda, namun itu bukanlah hal terakhir yang telah dicapai. Namun wisuda ini adalah permulaan dari perjalanan panjang, “salah satu wejangan dari Guru besar; barangsiapa sesat dalam bidang ilmu nahwu, maka ilmu yang lain juga tersesat. Sebab nahwu adalah kunci,” pungkasnya.
Penulis | : Moh. Aqil |
Editor | : Ikrom Firdaus |