P2O Gelar Musyawarah Tatib Bersama Unit Lubangsa
3420 View
Lubangsa_Pengurus Penerangan dan Pembinaan Organisasi (P2O) sedang menggelar musyawarah bersama pengurus Unit Lubangsa yang bertempat di ruang tamu kemarin malam (12/02). Rapat yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari seluruh unit lubangsa tersebut menghasilkan nota kesepahaman atas tatib Organisasi. Meski dalam rapat tersebut listrik padam, akan tetapi seluruh peserta tetap antusias mengikuti sampai akhir.
Ahmad Fawaid, wakasi P2O menjelaskan bahwa musyawarah tatib bersama unit lubangsa itu merupakan agenda lanjutan setelah bersama pengurus Dewan Perwakilan Anggota (DPA) masing-masing Orda. Pasalnya dalam beberapa poin terdapat unsur keterlibatan unit, “dan supaya tatib selesai direvisi” singkatnya.
Fawaid juga menyebutkan masih ada beberapa anggota rapat yang susah untuk menghadiri rapat tersebut. Sekalipun demikian, pihaknya tetap menjalani sesuai dengan prosedur yang telah disepakati, “setuju karena usulan dari unit tidak melenceng dari kesepakatan tatib,” jelasnya.
Santri asal Batang-Batang itu pun berencana akan menindak lanjuti beberapa usulan yang telah disampaikan saat rapat berlangsung. Dalam artian, opsi tersebut masih berada dalam kewenangan P2O, “yang mau di tindak lanjuti hanya yang berkaitan dengan kewenangan P2O,” ungkapnya.
Dia pun berharap agar bagaimana ke depan para Orda dan unit saling mendukung satu sama lain demi kemajuan Lubangsa. Hal ini disebabkan, Orda dan Unit adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari iklim belajar di pesantren, “agar Unit dan Orda saling mendukung dan berintegrasi dan jangan sampai unit dan orda saling tarik menarik anggota,” katanya.
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Syarif Hidayat. Salah satu peserta rapat tersebut menyampaikan sangat mendukung penuh atas apa yang sudah dimusyawarahkan, lebih-lebih keberadaan rapat bersama unit ini, “bagus, karena hal tersebut bersifat kualitatif, administratif, dan produktif,” katanya.
Dia pun berpendapat yang sama dengan Fawaid. Keberadaan peraturan setidaknya bukan memberikan ruang yang sempit dan bahkan terkesan saling memojokkan satu sama lain, “karena peraturan itu ada untuk memudahkan bukan untuk memberatkan,” lanjutnya.
Santri asal Ra’as itu tidak merasa kecewa atas apa yang sudah disekapati. Selain dikarenakan tujuannya supaya santri bisa fokus di satu organisasi saja, tatib ini dapat menuntun Orda semakin lebih baik ke depannya, “Semoga tata tertib tersebut dapat dilaksanakan dengan baik ,” harapnya.
Penulis | : Moh. Aqil |
Editor | : Ikrom Firdaus |