Banyak Siswa yang Nakal, MD.BTT Rancang Tata Tertib (Tatib)
4194 View
Lubangsa_Kemarin (09/08) Madrasah Diniyah Baramij Tarbiya Wa al-Ta’lim (MD. BTT), melakukan rapat pembentukan Tata Tertib (Tatib) terkait dengan siswa yang nakal. Menurut Kesiswaan yang sekaligus menjabat sebagai Kasi P2O, Ziyad Khazin saat memimpin jalannya rapat, katanya, perancangan Tatib tidak bisa dilepaskan dari gejala siswa yang nakal, “insiiatif itu muncul ketika banyak siswa Diniyah yang tidak masuk kelas,” katanya dengan nada santai.
Menurut Kasi P2PK, Maswari juga menginginkan perancangan Tatib itu adalah bagian dari upaya untuk membuat siswa rajin masuk Diniyah, pengurus senior itu berharap tidak hanya Kesiswaan yang aktiv berperan, akan tetapi dari semua pihak harus turut berpartisipasi untuk menggalang kenakalan siswa, sebut Maswari adanya Ketua Bilik, Ketua Orda, dan pembentukan Wali Kelas adalah salah satu elemen penting yang wajib mendukung proses belajar mengajar di Diniyah tersebut.
Setelah dirembuk bersama pengurus P2PK dan pengurus MD. BTT, akhirnya disepakati adanya Tatib yang terdiri dari tiga mikanisme atau tiga tahap, (1) untuk siswa yang absensinya mencapai 5-10 akan diberi bimbingan secara khusus oleh pengurus Bimbingan dan Konseling (BK), pemanggilan Wali Bilik, dan memberikan informasi kepada ketua Orda, (2) siswa yang absensinya mencapai 11-15 akan diberitahukan kepada Wali Siswa, dan pemanggilan ketua Orda, (3) siswa yang absensinya mencapai 16-20 akan mendapatkan perjanjian dengan Wali Siswa dan jika tetap berlanjut hingga mencapai absensi 21-25 akan dikenai beban skorsing. Menurut Ziyad hal tersebut baru pada tatanan mikanisme, sedang sanksinya belum kita rapatkan pada pertemuan itu.
Menurut Maswari, santri saat mendapat skorsing, otomatis tidak dapat keluar dari pesantren dan tidak dapat pulang saat liburan, disesuaikan dengan jumlah absensi siswa tersebut, “jadi saya rasa, untuk sanksinya, bisa mengambil sanksi-sanki yang mendidik terhadap siswa, terutama bagaimana kondisi psikologisnya ketika diberi sanksi tersebut,” tuturnya sebelum rapat pembentukan Tatib diakhiri. Bagi Maswari menyitir apa yang dikatakan oleh pengasuh, siswa diniyah harus dibebani hukuman yang tidak merusak terhadap mental dan psikologisnya, “yang dikhawatirkan pengasuh ya kondisi psikologis santri itu,” tandasnya.
Akhirnya, setelah mendapatkan persetujuan dari peserta rapat, untuk sementara waktu pembentukan Tatib ditunda dan menunggu rancangan sanksi dari pengurus Kesiswaan. Sebelum berakhir, Muayyasi selaku Mudir MD. BTT masa bakti 2017-2019 M, meminta kepada seluruh personelnya untuk selalu aktiv memantau siswa diniyah yang nakal, “kami harap pengurus diniyah yang paling banyak berperan,” katanya dengan nada optimis.
Penulis: M. Fathur Rozi
Editor: Jamalul Muttaqin