Kirim-Mengirim Barang; Suatu Kebutuhan
3519 View
Kirim mengirim barang antara putra dan putri merupakan kebutuhan santri dalam menopang sebagian kegiatan masing-masing, lebih-lebih ketika kebutuhan organisasi yang melibatkan antara putra-putra. Hal ini disampaikan oleh salah satu santri yang memang sudah merasakan manfaat yang didapatkan, Herman blok D/9. Dia mengatakan bahwa sangat mengapresiasi terhadap adanya kirim-mengirim barang ini. “Kebutuhan ini bisa dicontohkan ketika saya butuh uang, saya langsung bisa minjam kepada santri putri. Karena tidak mungkin kalau saya butuh uang mendadak langsung minta kirimi ke orang tua. Iya kalau rumahnya dekat enak, kalau jarak rumahnya jauh, bisa jadi repot kepada orang tua,” Ujar santri asal Dungkek ini.
Akan tetapi, dari kebebasan mengirim barang antar putra dan putri tidak menafikan keterikatan yang memang harus diikuti oleh santri yang hendak mengirimkan barangnya. Ada aturan-aturan yang berlaku di dalam kegiatan ini, seperti yang disampaikan oleh Kasi. Kamtib (Keamanan dan Ketertiban), pasalnya, kirim mengirim barang hanya dianjurkan kepada saudara-saudaranya. “Teman juga boleh saling mengirimkan barang, asalkan tidak menyalahi aturan yang ada. Seperti, mengirimkan buku novel apapun itu tidak boleh, apalagi berbentuk tulisan-tulisan yang berbau unsur sara dan hal-hal negatif lainnya. Bolehnya mengirim barang yaitu dikhususkan kepada buku-buku pelajaran atau mengirim uang. Untuk hari yang diperbolehkan yaitu selain hari Jum’at,” ungkap dari pengurus yang berasal dari kecamatan Lenteng ini.
Herman sendiri menyampaikan ketidak-setujuannya mengenai salah satu aturan yang diberlakukan, yaitu mengenai dengan panggilan kiriman, dan santri itu tidak memaraninya. “Kalau soal aturan dipanggil beberapa kali tidak diambil lalu dikembalikan kepada pengirim, saya kurang setuju, karena santri itu mungkin sedang sakit atau sedang ada kegiatan, jadinya tidak dapat mendengar panggilannya. Jadi, dari saya alangkah baiknya ditunggu sehari semalam dulu. Kalau ternyata ditunggu sehari semalam tidak diambil kirimannya, maka baru dikembalikam. Karena mungkian santri itu pulang atau melanggar,” tuturnya.
Hal itu mendapat tanggapan dari Ustadz Wildan aturan mengenai kirim-mengirim barang tersebut, kalau misalkan ada santri yang mendapat kiriman dari putri dan sebagainya, kadang santri tersebut tidak langusung mengambilnya. Jadi, saya harap, kalau misalkan sudah dipanggil untuk segera mengambil kirimannya. Dan kalau terpaksa kami harus memanggil untuk yang beberapa kali, tetap tidak datang, maka kiriman tersebut akan dikembalikan kepada pengirimnya. “Hal ini mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, karena kadang ada yang dikirim makanan yang cepat basi, jadi kalau tidak langsung diambil, itu jadi mubazir. Ya, kalau misalkan barang itu tidak cepat basi atau semacamnya, maka kami akan menunggunya. Dia mengimbau, kalau tidak begitu penting untuk dikirimkan, saya harap untuk tidak mengimkan saja,” jelasnya dengan tegas kepada reporter. [Di]