Torehkan Sejarah; Rizqon dan Riqi Raih Juara Tingkat Asia Tenggara
8010 View
Lubangsa_Riqi Solihin dan Rizqon Fauroni Amin berlatih khitabah atau pidato Bahasa Arab sejak tiga bulan sebelum perlombaan. Meski penat selama Latihan, perjuangan mereka tidak sia-sia. Mereka berhasil menyabet juara dan menyumbangkan perolehan nilai yang mengantarkan Annuqayah sebagai juara umum kala itu.
Akumulasi nilai seluruh peserta dari Annuqayah dikumpulkan lalu dihitung. Hasil penghitungan tersebut mengantarkan pondok pesantren Annuqayah sebagai juara umum Sukarabic Fest VI tingkat Asia yang dihelat beberapa hari lalu (15-17/09).
Saat pengumuman juara khitabah tingkat pelajar dilangsungkan, mata Rizqon berkaca-kaca. Namanya didaulat sebagi juara I. Santri asal Pandemawu, Pamekasan tersebut naik ke atas panggung dan mengibarkan bendera pesantren tercinta. Hatinya terharu saat menerima tropy dan piagam penghargaan. Rizqon menuturkan bahwa prestasi yang diraihnya semata-mata untuk mengabdi ke pesantren.
Dia teringat dawuh Pengasuh Lubangsa, K. Muhammad Shalahuddin A. Warits, M. Hum, bahwa santri harus berkontribusi sesuai kemampuannya. Saat dirinya ditunjuk oleh pengurus Biro Pengembangan Bahasa Asing Bidang Bahasa arab (BPBA-Arab) yang menjadi tempatnya belajar, dia tidak percaya.

“Mulanya saya tidak percaya, kok bisa saya yang dipilih.” kenangnya saat diwawancari di kamarnya (25/09).
Bak gayung bersambut air, Rizqon berlatih setiap hari dan menghapal teks pidato bahasa Arab yang telah disediakan oleh pengurus BPBA-Arab. Di depan cermin, dia melakukan olah tubuh dan menilai sendiri ekspresi wajahnya. Di hadapan peserta BPBA-Arab yang lain, dia melakukan uji mental agar tidak demam panggung, sampai-sampai dirinya disuruh push-up untuk menghasilkan suara yang tegas.
“Saya disuruh push-up sambil mengucap salam sebab suara saya tidak tegas. Usai push-up, suara saya kembali lagi seperti semula.” ceritanya sambil tertawa.
Selama latihan, dia sempat sakit dan aben beberapa hari. Pasca sembuh, dia dihadapkan kenyataan bahwa dirinya menjadi Pimpinan Redaksi Mading Mercusuar organisasi daerah Ikatan Santri Pamekasan sampang (Iksapansa) yang kebetulan jadwalnya tebit. Namun, dia bisa mengatasi semua itu.. Yang dia ingat selama latihan adalah pesan Moh. Faiqul Khair (Faiq), Ketua BPBA-Arab saat ini.
“Ustaz Faiq berpesan agar saya tidak menargetkan juara, yang penting tampil maksimal. Juara itu bonus. Kita berkidmah kepada Pengasuh dan orang tua.” ucapnya.
Riqi Solihin mengamini hal tersebut. selama latihan dirinya memang dicekoki agar tampil maksimal, bukan menargetkan juara. Santri yang aktif di organisasi Ikatan Santri Timur Daya (Ikstida) tersebut mengaku sempat down ketika melihat penampilan peserta dari Gotor, Paiton dan Malaysia.
“Namun Ustaz Faiq mampu membaca kegugupan saya kala itu dan dia berpesan, ‘Jangan terlalu terpaku ke penampilan orang lain.’”
Riqi mengakui bahwa dibalik perestasi yang diraihnya ada campur doa Kiai Annuqayah. Dia bercerita bahwa 15 hari sebelum pemberangkatan, peserta yang ikut lomba dilatih meningkatkan kecerdasan spritualitas mereka dengan melakukan salat hajat, berdoa dan mengaji ke maqbarah.
Pada momen-momen tersebut, Riqi merasakan ada sesuatu yang menjalar ke hatinya; ketenangan dan optimis. Walau dia sempat down kala itu, akhirnya dia bisa mengatsinya. Salah satu penyebab Riqi merasa gugup sebab minimnya suporter
“Setiap lomba ada ruangannya masing-masing. Pas giliran penampilan saya, berbarenagn dengan penampilan lomba yang lain. Jadi, suporter dari Annuqayah dibagi-bagi.” kenangnya.
Saat ini, Riqi menekuni bahasa Arab. Di kampusnya pun demikian. Dia tercatat sebagi mahasiswa prodi Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Meski awalnya coba-coba, dia berhasil melewati semua tantangan hingga menjadi Juara II Khitabah tingkat mahasiswa.
Penulis | : Moh. Tsabit Husain |
Editor | : Ikrom Firdaus |