Lubangsa_Pengurus Peribadatan dan Kepesantrenan (PK) menggelar tes ajian al-Qur’an susulan yang dimulai pada tanggal 03 September (06/09). Dalam tes kali ini, tidak jauh berbeda dari tes awal, yakni seluruh santri akan dipetak sesuai jenjang pendidikannya, baik dari tingkat Sekolah lanjutan tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) maupun Perguruan Tinggi. Masing-masing tingkatan itu akan mendapatkan penguji yang nantinya menilai fasih tidaknya dalam pembacaan al-Qur’an. 

Imam Zayadi, pengurus PK menyampaikan bahwa tes susulan diadakan karena banyaknya santri yang belum melakukan tes seleksi ajian al-Qur’an. Hal itu dikarenakan beberapa faktor, baik sakit dan yang lain, “kami lakukan tes susulan supaya kegiatan ajian al-Qur’an dapat berjalan,” katanya.

Lebih lanjut, tes ajian Al-Qur’an ini terjadi beberapa perubahan, yaitu pemetakan yang mengacu pada tingkat akademik. Pasalnya ajian al-Qur’an sebelumnya dipetak menurut  kefasihannya saja tanpa mengacu pada jenjang pendidikan. Ternyata hal ini menimbulkan kecemburuan sosial karena satu kelompok berisi beragam tingkat akademik, “kalau sebelumnya santri dipetak tidak berdasar pada jenjang, hanya melihat tingkat bacaannya. Tapi sekarang beda, sebab hal itu bermasalah, ” ucapnya. 

Selain itu, santri asal Gapura itu menambahkan pemetakan dalam tes ini, pihaknya akan menilai dari segi mumtaz (fasih) dan i’tidai (bata-bata). Hal ini dibuat karena banyaknya santri yang bisa membaca al-Qur’an secara fasih serta masih terbata-bata, “sama dengan tes sebelumnya,” ujarnya.

Pihaknya juga berencana melakukan tes setiap bulan kepada masing-masing kelompok untuk mengukur sampai mana kefasihan dan pelajaran tajwid, “insyallah kami akan melakukan tes setiap bulan untuk melihat perkembangan sahabat-sahabat santri, nantinya materi yang diajarkan bisa lebih di upgrade,” ungkap ketika dimintai keterangan di depan kantor pesantren.