Wartel Lubangsa Sumbang Pendapatan Asli Pesantren
5598 View
Lubangsa_Warung Telepon (Wartel) Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa setiap harinya selalu ramai dengan santri yang lagi menelopon. Menurut keterangan Moh. Mahrus Sholeh, selaku penjaga Wartel Lubangsa mengatakan bahwa, setiap malam para santri banyak menelepon begitupun juga pada pagi hari. “Apalagi pada hari kamis dan malam jum’at,” katanya saat ditemui di kamarnya, senin (16/10).
Kebanyakan, para santri menelepon untuk keperluan kiriman dan kangen kampung halaman. Salah satunya, Dimas Abbadi santri asal Jawa itu mengatakan bahwa keperluan menelepon untuk mengobati rasa kangen sama orang tua. “Saya biasanya kalau nelepon, ya nelepon ke rumah sama kedua orang tua untuk menghapus rasa kangen, juga menelepon minta kiriman,” tuturnya polos kepada wartawan Koran Lubangsa, sembari tersenyum.
Banyaknya santri yang menelepon pendapatan Wartel Lubangsa terus meningkat, bahkan menurut Bendahara Pesantren, Moh. Romli pendapatan wartel menjadi pemasukan tetap untuk pesantren Lubangsa. “Biasanya wartel tiap bulannya mendapatkan keuntungan sekitar Rp.1.300.000” tutur Mahrus, santri asal Pamekasan. Penghasilan tersebut biasa didapatkan saat tidak ada gangguan seperti libur pesantren. “Kalau ada gangguan biasanya kurang dari satu juta, seperti adanya liburan pesantren atau yang lainnya,” katanya.
Menurut Pengurus Unit Usaha, Sevianto, pendapatan Wartel langsung dimasukkan ke pengasuh melalui pengurus Unit Usaha dan Bendahara Pesantren. “Jadi, setiap pemasukan dari semua unit usaha di Lubangsa lansung diserahkan ke pengasuh, lewat Unit Usaha dan Bendahara. Biasanya dari semua unit Lubangsa saat dikumpulkan di ahir bulan kurang lebih Rp. 13.000.000” katanya, pengurus yang sebentar lagi akan diwisuda itu.
Penulis: Luman Hakim
Editor: Jamalul Muttaqin