Ikstida Sambut Hari Perawat Nasional dengan Seminar Keperawatan
3681 View
Lubangsa_Pada akhir periode Masa Bakti 2020-2021 M. ini Organisasi Daerah Ikatan Keluarga Santri Timur Daya (Ikstida) adakan kegiatan Festival Ikstida Cerdas (FIC). Kegiatan tersebut terjadwal selama sepuluh hari, yakni sejak Senin (15/03) sampai Kamis (25/03) yang dilaksanakan di tiga tempat berbeda yakni di Aula Lubangsa, Halaman Blok B, dan Masjid Jami Annuqayah Lantai II. Kegiatan ini diformat menjadi lima bentuk kegiatan. Dimulai dari acara seremonial sebagaimana biasa, gebyar lomba, pameran karya, kolaborasi teater, dan seminar.
Pada hari Rabu siang (17/03) dalam rangka memperingati Hari Perawat Nasional, Ikstida laksanakan seminar Keperawatan dengan mengundang dua perawat, yaitu Bapak Moh. Nur Insan sebagai ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Sumenep dan Bapak Anas sebagai Ketua Pondok Kesehatan Pesantren. Dua orang tersebut sebagai penyaji yang membicarakan hal-hal terkait keperawatan dan santri yang dikemas dengan tema “Menggagas Sinergitas Perawat-Santri”.
Anggota dan Pengurus Ikstida cukup antusias mengikuti kegiatan tersebut. Pada pukul 14.00 WIB seminar tersebut dimulai dengan dihadiri oleh seluruh anggota Ikstida dari berbagaia jenjang pendidikan sehingga menyesaki separuh Aula Lubangsa. Selain itu, seminar tersebut juga dihadiri oleh perawat Usaha Kesehatan Pondok Pesantren (UKPP) PP. Annuqayah Lubangsa, tiga orang perawat sebagai delegasi dari Ponkestren Annuqayah, delegasi Orda Lubangsa, delegasi Club Pecinta Alam (CPA), dan sebagian santri yang berasal dari Pulau Kangean.
Setelah selesai membacakan Ciriculum Vitae penyaji, Ach. Faqih selaku moderator langsung memasrahkan kepada kedua pembicara tersebut untuk menyampaikan gagasannya. Ketua PPNI yang mulai berbicara duluan. Beliau sebagai ketua instansi di luar pesantren sangat berterimakasih kepada pengurus Ikstida dan Lubangsa secara umum karena telah diberikan kesempatan dan panggung untuk mensosialisasikan hal-hal terkait dengan keperawatan kepada santri khususnya Lubangsa.
“Saya yang telah menjabat dua periode sebagai ketua PPNI Sumenep sangat mengapresisasi terhadap acara ini. Sebenarnya, perawat itu bukan hanya merawat, tetapi juga mentransfer ilmu tentang menjaga kesehatan bagi pasien. Dan tugas perawat ya tidak lain adalah merawat pasien sampai sembuh dan sehat,” tambahnya dengan semangat sambil berdiri di hadapan hadirin.
Kemudian, dilanjutkan oleh penyaji kedua yaitu Bapak Anas sebagai penyaji dari pondok pesantren sendiri. Beliau lebih fokus pada pembahasan tentang santri dan kesehatan. “Bahwa santri sebagai panutan keislaman harus peduli terhadap kesehatan lingkungannya, dimulai dari diri sendiri, teman dekat, keluarga, dan masyarakat. Artinya apa? kita sebagai sesama muslim adalah saudara sehingga wajib hukumnya merawat saudara kita yang sakit,” ungkapnya dengan antusias.
Menjelang akhir acara, moderator menyebutkan bahwa ending dari seminar ini ialah mempunyai target supaya nanti ada semacam kemitraan antara Komunitas PPNI dengan Ponkestren demi mencapai cita-cita bersama dalam segi kesehatan santri secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum.
Hanya saja sangat disayangkan, di akhir acara moderator tidak membuka kesempatan kepada hadirin untuk bertanya dikarenakan waktu sudah melewati batas. Sehingga, “Kedua penyaji hanya memberikan pesan kepada hadirin, jika mau bertanya silakan lewat via email atau telepon,” pungkas moderator sebelum menutup kegiatan. Sebelum ditutup moderator mempersilakan pengurus Ikstida untuk memberikan cinderamata kepada kedua penyaji. Setelah itu penyerahan kenang-kenangan dari Organisasi Ikstida kepada UKPP dan Ponkestren sebagai simbolisasi Perayaan Hari perawat Nasional. Acara seminar keperawatan kemudian ditutup dengan sesi foto bersama.
Penulis: Wail Arifki
Editor: Moh. Ali Fikri