Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa  setiap malamnya melakukan penjagaan di beberapa titik rawan. Sebab, beberapa titik mengindikasikan sebagai tempat keluar masuknya orang tidak bertanjawab ke pesantren.

Masyhuri Drajat, Ketua Pengurus PP. Annuqayah daerah Lubangsa memberikan penjelasan bahwa penjagaan di empat titik yang meliputi depan koperasi Lubangsa (sisi utara) , depan Kantin Assofa (sisi selatan), depan Blok B 1 (sisi timur) dan Posko Putri (sisi barat) dimaksudkan agar keamanan Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa dapat terjaga.

“Kami sudah rapat dengan semua pengurus untuk bagi-bagi tugas beberapa waktu lalu, dari empat titik ada dua orang yang menjaga pada setiap malamnya,”ungkap masyhuri.

Menurut pantauan wartawan Lubangsa pada Sabtu (05/08) malam di beberapa titik yang dilakukan penjagaan tampak hanya ada satu orang yang menjaga. Setelah di konfirmasi pada Masyhuri, ia membenarkan adanya penjagaan yang dilakukan hanya satu orang pengurus tiap malamnya. Menurutnya di bulan Agustus sebagian pengurus Lubangsa ada yang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN). “Kami berharap kesabarannya pada teman-teman pengurus yang gandengannya sedang KKN. Dan saya siap menemani mereka,” jelasnya saat melakukan penjagaan posko putri.

Abd. Aziz, Anggota seksi Bimbingan Konseling (BK) memberikan keterangan bahwa dirinya mengaku dalam waktu satu bulan, berdasarkan jadwal yang ia terima dirinya akan menjaga sendirian. Pasalnya gandangan yang menjaga bersama sedang mengikuti kegiatan KKN.

“Tidak boleh tidak, saya harus melakukan itu (penjagaan, red.) karena ini adalah amanah pengasuh dan saya kira ini adalah pengabdian pada pesantren,” ungkap santri asal Gapura itu.

Ketua pengurus Lubangsa, Masyhuri, memberikan penjelasan bahwa dirinya sebagai penggerak segala kebijakan yang di keluarkan pengasuh, memang tiap malamnya selalu melakukan pemantauan pada kinerja pengurus dalam penjagaan empat titik tersebut. Sebab, pihaknya telah berjanji dalam rapat sosoalisasi jadwal penjagaan akan menindak pengurus yang lalai akan tugasnya.

Penulis : Misbahul Munir

Editor   : Jamalu Muttaqien