Direktur UPT. Jatian Edukasi Masyarakat Karanganyar
3600 View
Lubangsa_Direktur UPT. Jatian, Haryadi kemabali mengedukasi masyarakat. Tak tanggung-tanggung, Haryadi menjadi keynote speaker dalam kegiatan Seminar dan Workshop Pemilahan Sampah Berbasis Rumah Tangga yang diadakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Posko 52 bekerjasama dengan aparatur desa Karanganyar kecamatan Kalianget kemarin (04/09). Kegiatan tersebut dihadiri apatur desa, komunitas kebersihan dan ibu-ibu perumahan yang bertempat di balai desa setempat.
Ketua Posko, Ikrom Firdaus mengungkapkan bahwa target dari KKN ini berupaya mengontrol sampah dari rumah. Hal ini dikarenakan ketika pemilahan dari rumah sudah selesai, maka pengelolaan sampah dapat berjalan maksimal. “Maka kami mencoba melakukan bentuk baru dengan pelatihan ini berdasar pada sampah yang diproduksi oleh warga desa,” ungkapnya.
Ikrom juga menjelaskan produksi sampah yang timbul umumnya berjenis sampah kering dan sampah basah. Jenis sampah ini dibuang dalam satu tempat tanpa perlu dipisah sebelumnya. “Oleh sebab itu, diperlukan pemilahan terlebih dahulu agar bisa dibedakan mana yang bisa dibakar, dikelola ataupun tidak.” terangnya.
Karenanya, Haryadi menerangkan sebenarnya sampah itu ada 7 jenis. Dari masing-masing jenisnya, sampah itu bisa dikumpulkan menjadi satu, seperti sampah plastik bercampur dengan sampah botol atau gelas. “Mengapa perlu dilakukan pemilahan sedari awal, sebab hasil dari pemilahan ini lebih mempermudah para komunitas kebersihan desa untuk mengelola sampah agar dibakar atau diproduksi jadi barang bernilai jual beli,” terangnya.
Dia juga menyebut timbulan sampah yang cukup besar dapat memberikan efek negatif bagi bumi. “Tidak hanya manusia yang perlu sehat, tapi bumi juga harus sehat, agar kita dapat terhindar dari penyakit dan marabahaya,” jelasnya.
Setelah menjelaskan jenis sampah dan tata cara pengelolaannya, pihaknya juga mengadakan simulasi. Simulasi itu bertujuan agar para warga desa memahami jenis sampah berikut cara pengumpulannya. Antusiasme warga dalam simulasi ini berjalan cukup efektif. Pasalnya, warga desa mampu memilah sampah secara baik meski tidak semua. “Jadi, Ibu-Ibu, sampah kardus ini harus diletakkan ke tong yang bertuliskan anorganik. Mengapa? Sebab kardus ini punya nilai jual beli dan biasanya laku dipasaran,” jelasnya.
Salah satu Aparatur Desa Karanganyar mengapresiasi kegiatan tersebut. Pihaknya berharap, setelah pelatihan ini, warga bisa memilah sampah secara mandiri dari rumah. “Dengan adanya pelatihan dari mahasiswa KKN Instika ini, semoga mampu secara efektif menghentikan laju sampah yang kita produksi.” ungkapnya.
Penulis | : Moh. Tsabit Husain |
Editor | : Abd. Sa'ed |