Buat Buku Seni Pesantren, Pengurus Kesenian Lakukan Diskusi Mendalam
4932 View
Lubangsa_Pengurus seksi Keseninan lakukan diskusi mendalam bersama alumni dan pegiat seni di ruang loka karya, kemarin malam (15/09). Dalam rapat tersebut, pengurus kesenian membahas tentang pembuatan Buku Seni Pesantren. Rencana ini sudah ada beberapa hari yang lalu, dan bahkan awal mula ide itu muncul di dapat dari salah satu alumni. Tujuan pembuatan buku ini dikarenakan teori khusus yang menyangkut pembahasan seni pesantren sampai sekarang belum ada.
Ketua Seksi (Kasi) pengurus seksi Kesenian, Moh. Washil Musthafa, menuturkan bahwa penggarapan buku Seni Pesantren setidaknya menghabiskan banyak tenaga dan waktu, karena dalam buku tersebut, pihaknya akan menjelaskan teori seni pesantren secara umum yang meliputi seni rupa, seni musik, teater dan sastra pesantren. “Gampangnya, seperti apa itu seni pesantren,” tuturnya.
Pihaknya pun sudah menyusun tim yang akan menulis buku tersebut. Setidaknya terdapat tiga prinsip utama yang menjadi inti pembahasan, yakni humanisasi, deeksistensi dan deliberisasi. Rencananya juga, pihak kesenian akan melakukan riset selama setengah bulan dan membutuhkan diskusi secara berkala. “Tinggal menunggu persetujuan pengasuh. Jika pengasuh memberikan lampu hijau, maka akan ada pembimbing khusus terkait penulisnya. Namun, pembimbing dan penulis buku masih kami rahasiakan,” jelasnya
Meskipun begitu, pihaknya telah siap untuk menjaga terjadinya kemungkinan yang ingin menentang teorinya. Hal ini didasarkan kepada teori seni pesantren yang belum diketahui, “yang jelas, teori dalam buku tersebut hanya membahas gambaran umum,” katanya. Hal senada juga disampaikan oleh salah satu alumni Lubangsa, yakni Miftahus Surur. Dia menuturkan bahwa seni pesantren tidak memiliki teori khusus, yang ada hanya teori seni Islam. “Kami tidak akan membahas terlalu jauh. Jika semisal dalam buku itu kemudian membahas tentang sejarah seni, mungkin hanya sebagai pengantar saja,” Jelasnya.
Dia melanjutkan selama riset berlangsung, seluruh tim akan membutuhkan banyak kajian literatur. Tetapi, tim sudah mengantoni beberapa buku dari pemikir yang dirasa cukup mewakili prinsip utama seni pesantren sebagai bahan dasar, seperti Sayyed Hossein Nasr, Kuntowijoyo dan Muhammad Iqbal. “Tinggal mencari lietaratur lagi untuk menguatkan gagasan dasar tentang teori seni pesantren,” pungkasnya. (Red)
Penulis | : Tsabit Husain | |
Editor | : Abd. Sa'ed |