PP. Al-Mubarak Lanbulan Adakan Kerjasama dengan UPT. Jatian
4239 View
Lubangsa_Program Ekopesantren Mandiri Atasi Sampah (EMAS) menarik perhatian banyak pihak, utamanya kalangan pesantren. Kemarin (06/09), Pengasuh PP. Al-Mubarak Sampang, KH. Muhammad Kurdi MF. beserta rombongan yang terdiri dari Ketua pengurus, Penanggung Jawab Umum Kebersihan Lanbulan dan beberapa anggotanya mengunjungi UPT Jatian. Tak-tangung-tanggung, mereka sepakat mengadakan kerja sama dengan PP. Annuqayah Lubangsa terkait penguatan dan realisasi manajemen sampah di. PP. Al-Mubarak.
KH. Muhammad Kurdi MF. menuturkan bahwa kerja sama ini adalah upaya bagaimana santri di sana bisa mengelola sampahnya sendiri sebagaimana di Lubangsa. Merespon hal tersebut, Pengasuh Lubangsa, K. Muhammad Shalahuddin A. Warits, M. Hum menerima dengan tangan terbuka keinginan tersebut.
Beliau menerangkan bahwa ketika beliau bersama tim UPT Jatian mengisi seminar dan workshop program pengelolaan sampah sewilayah DIY beberapa hari lalu (24/08), para pengasuh pesantren yang hadir sepakat bahwa pengasuh di masing-masing pesantren memiliki peran besar terhadap isu lingkungan di pesantren mereka sendiri. “Sebab pengasuh adalah stake holder atau orang yang memiliki kebijakan di pesantren.” dawuh beliau.
Pengenalan terhadap perubahan bertahap ini tidak memerlukan teknologi canggih. Di UPT. Jatian, teknologi yang digunakan masih sederhana. Prinsip pengelolaan sampah di Lubangsa adalah santri putra bisa membuang sampah sendiri sedangkan untuk santri putri sudah dapat memilahnya berdasarkan jenis.
“Sebab, pengendalian sampah di putra lebih sulit daripada di putri.” tutur beliau via zoom.
Senada dengan Pengasuh, Moh. Farid, SH., M.Pd. selaku Ketua Pengurus PP. Annuqayah daerah Lubangsa mengaku bahwa sejak awal, Pengasuh memang menekankan kepada pengurus akan perubahan perilaku santri guna realisasi program yang diterapkan di Lubangsa. “Ya, upayanya, kami di kepengurusan juga mengadakan Aksi 3M, pawai sampah ke TPA, agar santri sadar akan sampahnya sendiri. Setelahnya, baru yang ditekankan Pengasuh adalah peminimalisiran sampah.” ungkapnya.
Sewaktu feel trip ke UPT. Jatian, rombongan dari pesantren Al-Mubarak terkesima dengan pengelolaan sampah di sana. Produksi paving dan kompos menarik perhatian mereka. Direktur UPT. Jatian, Haryadi menerangkan bagaimana proses pemilahan sampah dari hulu (asrama santri) ke hilir (UPT Jatian) hingga proses produksi serta teknologi yang dipakai hingga saat ini masih menggunakan teknologi sederhana.
“Bukan pakai mesin seperti di Yogyakarta, tapi kami sudah bisa mengelolanya meski hanya belajar satu bulan di Yogyakarta.” tandasnya.