Talk Show Haflah Akhir Sanah: Barakah bisa didapat dengan Khidmah
2988 View
Lubangsa_Talk Show bertema “Etika Santri dan Keberkahan” pada acara Haflah Akhir Sanah 2024 sukses digelar di halaman masjid Jamik Annuqayah. Acara tersebut menghadirkan K. M. Faizi, K. Ach. Maimun Syamsuddin dan K. Mahmudi Zain sebagai pembicara dan dihadiri oleh asatiz Madrasah Diniyah, wali santri dan seluruh santri serta beberapa alumni Lubangsa.
K. Mahmudi Zain sebagai pembicara I menuturkan bahwa selain dengan khidmah (mengabdi) pada guru atau kiai, barakah bisa didapat melalui khidmah kepada ilmu pengetahuan, seperti dengan cara mengajar di lembaga pendidikan.
Lebih lanjut, beliau mengingatkan bahwasanya ilmu itu mudah didapat dan barakah itu sulit diraih.
“Jadi, barakah tidak bisa didapat tanpa usaha yang sungguh-sungguh. Bagaimana caranya? Salah satu maqalah mengatakan bahwa ilmu itu diperoleh sebab belajar, barakah dengan khidmah,” terang beliau.
Setali tiga uang, K. Ach. Maimun Syamsuddin menyatakan hal senada. Barakah didapat dengan khidmah, apalagi khidmah kepada guru dan kiai.
“Yang disebut santri itu yang ikut dan mencontoh kiai dalam hal sikap, perilaku dan akhlak,” ungkapbeliau.
Namun, bagi K. M. Faizi, akhlak karimah merupakan mindset (pola pikir) bagaimana seharusnya santri melihat dunia ini dan memposisikan dirinya sebagai abid (ahli ibasdah) dan thalib (penuntut ilmu).
“Jadi, kita akan mendapat keberkahan setelah ikhtiar. Kalau kita gambarkan seperti ini, kerjanya sedikit, perolehannya banyak,” kata Kiai yang juga sastrawan tersebut.
Menurut K. Faizi, pembelajaran itu berkelanjutan. Begitu pula dengan sikap dan akhlak yang tetap melekat hingga saat ini. Akhlak itu dipraktikkan dan ditiru secara turun-temurun. Itulah mengapa di Annuqayah tradisi (akhlak seperti menghormati orang lain) masih melekat dan bertahan hingga sekarang.
“Makanya, K. A. Basyir (salah satu Masyayikh Annuqayah) pernah berkata, ‘Gurunya sama, ilmunya sama, tapi mengapa banyak santri yang tidak tahu apa-apa?’” kutip K. Faizi.
Namun, bagi beliau, penafsiran kemungkinan kalimat tersebut berkenaan dengan makanan yang dimakan tidak boleh syubhat. Ini termasuk dari akhlak dan akan menjadi akhlak yang mendarah daging sebab apa yang kita makan akan menjadi karakter.
“Sebab itu, jika kalian memiliki hutang ke kantin atau mengambil lebih barang yang dibeli, segera lunasi dan ganti,” tandas beliau.