Bapak Drs. Asy’ari Khatib Sebut Literasi Annuqayah Seperti Bunga yang Mekar Di Belantara, Tetapi Harumnya Semerbak Ke Kota-Kota
7380 View
Annuqayah_Rombongan mahasiswa An-Najah Purwokerto bersama dengan Pengasuh, Dr. KH. Muhammad Roqib tiba di Masjid Jamik Kabupten Sumenep pada Sabtu pagi pukul 03.00 WIB. Rombongan ini datang ke Madura dalam rangka rihlah ilmiah, mengunjungi wisata religi dan monumen bersejarah yang ada di Madura serta silaturrahmi dan diskusi literasi ke PP. Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep.
Menurut Yuyun, rute yang ingin dikunjungi di pulau Madura meliputi Masjid Jamik Sumenep, Keraton Sumenep, Pesantren Annuqayah, IAIN Madura dan Makam Syaikhona Kholil Bangkalan. Sebanyak tiga bis memadati halaman Masjid Jamik Sumenep. “153 santri putra dan putri pesantren Mahasiswa An-Najah yang ikut,”ungkap Iis Sugiarti, salah satu pendamping.
Selepas shalat shubuh berjamaah mereka bersantai di area Taman Bunga dan dilanjutkan mengunjungi monumen bersejarah ke keraton Sumenep dengan dipandu oleh salah satu petugas. Kegiatan rihlah ilmiah ini sebenarnya dilakukan dalam rangka mengisi libur pesantren mahasiswa An-Najah selama satu minggu.
“Ini hanya khusus santri baru, yang lainnya ada yang tidak ikut, pulang ke kampung halamannya masing-masing,”ungkap Dedi, salah satu pemandu rombongan. Pada pukul 08.45, rombongan tiba di PP. Annuqayah dan langsung menuju Aula As-Syarqawi untuk mengikuti diksusi tentang literasi yang ada di Annuqayah.
K. Abd. Karim Thaha sebagai salah satu pengurus pesantren Annuqayah menyampaikan dalam sambutannya terkait dengan sistem dan kepengurusan pesantren yang ada di Annuqayah. “Annuqayah ini memiliki beberapa daerah,”ungkapnya.
Sementara itu, sambutan dari pesantren Mahasiswa An-Najah diwakili oleh Dr. KH. Muhammad Roqib, M.Ag. “ada sedikit perbedaan dan persamaan antara Annuqayah dan An-Najah ini, persamaannya sama-sama diawali dengan kata An, sama sama bergerak di dunia literasi, perbedaannya hanya berpaut usia. Annuqayah sudah 100 tahun dan pesantren Mahasiswa An-Najah baru 10 tahun,”ungkap rektor IAIN Purwokerto tersebut.
Diskusi literasi dipandu oleh bapak Subaidi sebagai moderator, Kiai Khatibul Umam dan bapak Asy’ari Khotib sebagai narasumber. Dalam penyampaiannya, Ra Khotibul Umam menyebut bahwa pendiri pesantren Annuqayah itu adalah penulis. “Bahkan, Annuqayah juga punya penerbit yang ditangani oleh alumni yaitu Cantrik Pustaka,”ujar kiai muda Annuqayah itu.
Sedangkan, Bapak Asy’ari Khatib menyampaikan bahwa salah satu cara dalam mengembangkan literasi adalah dengan merintis media seperti majalah dan buletin-buletin. “di Annuqayah hampir di setiap satuan pendidikan mempunyai majalah. Sehingga Annuqayah, kalau kata Pak D. Zawawi Imron, seperti bunga yang mekar di belantara tetapi harumnya semberbak ke kota-kota,”ungkap salah satu Guru MA 1 Annuqayah putri tersebut.
Diskusi literasi pada kesempatan tersebut diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari pesantren Annuqayah yang diwakili oleh Drs. KH. Syafii’e Anshari dan pesantren Mahasiswa An-Najah Purwokerto yang diwakili oleh Dr. KH. Muhammad Roqib, M.Ag.
Penulis : Abd. Warits