Angka Santri Sakit Dibulan Agustus Melonjak
3753 View
Lubangsa_Paruh bulan Agustus hingga memasuki liburan Idul Adha, masih banyak santri Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa yang pamit pulang. Setelah dicek dalam data base Kepulangan Santri, paling dominan santri pulang disebabkan sakit, sebagian yang lain hayan karena alasan kangen orang tua, urusan administrasi sekolah, dan walimah.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Lubangsa.org, santri yang pulang pada bulan Juli sebanyak 221 santri (114 sakit dan 107 santri pulang dengan alasan yang lain), sementara di bulan Agustus terhitung sampai tanggal 18 Agustus ada 239 santri yang pulang (179 sakit, dan 50 santri pulang dengan alasan yang lain, Red).
Pengurus Seksi Kesehatan Pembinaan Olahraga (KPO), Moh. Ramdhani Alfian, menjelaskan bahwa peningkatan jumlah santri yang sakit memang terjadi di bulan Agustus dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. “Santri yang sakit rata-rata banyak yang sakit panas, campak, sakit kepala, sakit gigi, tipus, batuk, dan lain-lain,”ujarnya sembari tersenyum.
Santri sakit yang dibawa pulang menurutnya sudah dalam penanganan Unit Kesahatan Pondok Pesantren (UKPP), sehingga pihaknya sudah menangani dengan maksimal agar santri dapat sembuh. “Kami memang menyediakan kamar ini (UKPP, red.) untuk yang sakit, siapapun yang sakit mesti dirawat di sini, kalau kami sudah kewalahan, kami bawa ke Puskesmas terdekat (Puskesmas Guluk-Guluk, red),” ungkap Ramdani yang baru menjabat pengurus KPO itu.
Untuk mencegah melonjaknya santri sakit, pihaknya sudah banyak melakukan upaya-upaya pencegahan, baik dengan sosialisasi kesehatan atau memberikan obat alami kepada santri.
Setelah ditanya kepada Pengurus Wakil Ketua (Waka) II, Sunaidi, mengaku dalam setiap harinya ia lebih banyak menangi santri yang pulang, terutama santri pulang dengan alasan sakit. “Yang paling banyak santri pulang karena sakit, bahkan wali santri setiap hari nelpon hanya untuk memperpanjang anaknya,” ungkapnya di kantor pesantren.
Selain itu, ia juga memberikan penjelasan mikanisme izin pulang santri sakit dan izin karena kebutuhan lainnya. Sebab pihaknya sudah mendapat instruksi langsung dari pengasuh agar semua bentuk pamitan harus tercatat di pesantren.
“Semua bentuk pamitan keluar pesantren harus mengisi buku bepergian, termasuk sakit. Kalau sakit, bisa pamit ke harian pesantren dengan wali santri, selama 3 hari, setelah itu kalau masih belum sembuh, wali santri harus datang ke kantor pesantren membawa surat keterangan sakit, dan akan mendapat perpajangan waktu selama tiga hari, jika tak kunjung sembuh, wali santri bisa perpanjang melalui via telefon,” ungkap Sunaidi.
Selain keperluan sakit menurut Waka II, santri yang hendak keluar pesantren selama tiga hari bahkan lebih, menurut pengurus asal Pamekasan itu, santri harus meminta izin kepada pengasuh bersama walinya.
Penulis : Misbahul Munir
Editor : Jamalul Muttaqien