Spanduk Bertema Sampah, Edukasi untuk Pengunjung
576 View
Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, KH. Moh. Shalahuddin A. Warits, memberikan arahan kepada pengurus agar membuat flayer dan spanduk bertema sampah sebagai bentuk edukasi dan pemberitahuan kepada pengunjung tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan pondok
Lubangsa—Saat azan subuh berkumandang, Anas bangun dari tidurnya dan segera mengambil wudhu di kamar mandi Blok F. Namun dalam perjalanannya, tepat di bawah Aula PP. Annuqayah daerah Lubangsa, ia dibuat terkejut oleh spanduk besar bertuliskan, “Jangan Kotori Pondok Kami dengan Sampah Anda.” Tak jauh dari sana, di tangga bagian utara, spanduk lain terbentang dengan tulisan, “Aksi 3M.” Spanduk serupa juga tampak dipasang mulai dari depan pesantren hingga ke arah utara.
Menurut Ketua Pengurus, Ahmad Fawa’id, pemasangan spanduk bertema kebersihan ini bertujuan untuk menyadarkan para tamu, wali santri, maupun pengunjung tentang pentingnya tertib sampah di lingkungan pesantren. “Kami ingin agar mereka tahu bahwa di Lubangsa ada peraturan soal sampah. Bukan hanya itu, ini juga bagian dari edukasi kalau di sini ada konsep Ekologi Pesantren,” ujar Fawaid saat diwawancarai pada Kamis (10/7) malam.
Ia menambahkan, langkah ini merupakan arahan langsung dari Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa, KH. Moh. Shalahuddin A. Warits. “Pengasuh meminta kami untuk membuat flayer dan materi visual lainnya guna memberikan edukasi soal sampah kepada para santri dan pengunjung,” tambahnya.
Penempatan spanduk pun dipilih secara strategis, yakni di titik-titik yang rawan menjadi tempat berhentinya pengunjung, seperti depan kantor pesantren, timur Posko Kunjungan, jalur ke kediaman Pengasuh, dan bawah Aula Lubangsa. Tercatat sebanyak 9 spanduk dicetak dengan total biaya sekitar Rp300.000. “Saya sendiri tidak ikut mengambil spanduknya. Pengurus yang mengambil hanya meminta dana ke bendahara sekitar tiga ratus ribu rupiah,” kata Fawaid.
Tak hanya terbatas di area pondok, desain spanduk ini juga disebarluaskan melalui media sosial, seperti Instagram dan WhatsApp. “Tujuannya agar informasi ini tidak hanya diketahui oleh yang ada di pesantren, tapi juga oleh mereka yang di luar,” pungkasnya.
Penulis | : Moh. Adib Fil Ma'arif |
Editor | : Ikrom Firdaus |