Pecahkan Rekor; Pelantikan di Paruh Waktu Demi Wujudkan Iklim Belajar Kompetitif
6453 View
Lubangsa_Pengurus pondok pesantren Annuqayah daerah lubangsa, dalam memasuki paruh waktu kedua ini telah melaksanakan Pelantikan dan Reshuffle Pengurus Baru Periode 2022-2023 M. tadi malam (06/12) pada pukul 20.00 WIB. Acara yang di helat di Aula lubangsa itu memunculkan nama-nama baru sekaligus menciptakan rekor dan sejarah dalam perjalanan kepengurusan PP. Annuqayah Daerah lubangsa.
Rekor tersebut diperoleh dari banyaknya perombakan stuktur pengurus yang nyaris bernotabene di semua lini, bahkan ketua pengurus sebagai titik sentral harus dipimpin oleh simpul alumni. Hal ini dilakukan sebagai bentuk evaluasi serta keinginan langsung dari pengasuh.
Dalam sambutan dan pengarahannya, Kiai Moh. Ali Fikri, pengasuh PP. Annuqayah daerah Lubangsa menyampaikan susunan pengurus seperti ini sebetulnya telah lama diidamkan, tapi bisa terealisasikan di tahun sekarang. “Ide kepengurusan ini sebenarnya sudah ada pada beberapa tahun sebelumnya, namun bisa dilaksanakan saat ini,”dawuhnya.
Selain menjadi rekor dan sejarah baru, beliau juga mengistilahkan reshuffle ini sebagai reformasi radikal untuk memberikan gambaran akan terjadi rencana cukup besar dalam aktivitas santri menyangkut iklim belajar di pesantren ke depan, “secara konseptual, apa yang disusun (reshuflle) sudah luar biasa, dari itu kita bisa semangat untuk mendidk dan memahami akan indentitas bahwa pesantren ini adalah lembaga Pendidikan,” imbuhnya.
Formula rangkaian pengurus baru bukan hanya menyangkut pergantian semata, tetapi lebih kepada pengoptimalan hubungan antara pengurus dan simpul alumni. Maka dari itu, dalam stuktur pengurus terdapat dewan pengawas sebagai media koordinasi sekaligus dewan pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan pesantren.
Oleh sebab itu, pengasuh sangat mengharapkan pengurus baru ini mampu memberikan edukasi pada santri, utamanya terkait dengan tugas pengelolahan daerah. “Jadi nanti, kepala daerah itu dapat membuat program yang bisa menimbulkan iklim belajar yang kompettif antar daerah, menyangkut masalah kebersihan, pendidikan, kemanan dan lain-lain. Diibaratkan ketua seksi sebagai presiden, sedang bawahannya sebagai gubernur,” pungkasnya.(Red)
Penulis | : Ikrom F. |
Editor | : Abd. Sa’ed |