Bangkitkan Minat Belajar Santri, P2WK Bentuk Tim Insan Cendekia
3825 View
Lubangsa Putri-Pengurus Pendidikan dan Pengembangan Wawasan Keilmuan (P2WK) luncurkan program baru yakni membentuk insan cendekia untuk membantu mengontrol santri saat jam belajar dan pemberian poin pelanggaran terhadap santri yang melanggar, pada 30 November 2019 lalu.
Terdapat delapan orang Insan Cendekia yang terpilih dan diberi kepercayaan untuk bergabung bersama pengurus P2WK. Menurut penuturan Shahihah, salah satu pengurus P2WK, “Adanya insan cendekia ini sangat membantu kami (Red. pengurus P2WK) dalam mengontrol santri saat jam belajar. Terbukti seluruh santri yang berstatus siswa dengan sigap mengambil buku bahan ajar untuk segera belajar bersama teman-teman mereka. Tujuan awal kami menerapkan program ini untuk mengatasi masalah santri yang lalai saat jam belajar.” ujarnya saat didatangi kru media.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa, “Siswa yang melanggar aturan pengurus P2WK satu kali akan mendapatkan poin satu dengan bobot minimal 15 dan bobot maksimal 100. Setiap poin yang mereka dapatkan akan mendapatkan sanksi sesuai pelanggaran. Ini merupakan program baru yang kami terapkan, sementara waktu masih mendapatkan respons positif dari santri. kami berharap kedepannya tetap begini.” tutur Umniyati el-Faiqoh, salah satu pengurus P2WK.
Santri yang ditunjuk menjadi Insan Cendekia juga menuturkan, mereka merasa senang ditunjuk menjadi insan cendekia, “Perasaannya sih senang aja. Setidaknya kami bisa melakukan hal yang positif untuk mengisi waktu luang kami. Santri yang kami hadapi macam-macam, ada yang tidur, ngobrol tidak mau belajar, tapi tetap kami hadapi tenang dengan ditegur. Melihat para santri semangat belajar, Kami juga terpancing untuk juga ikut bergabung belajar bersama mereka” ujar Lusiana, Mahasiswa semester III Ekonomi Syariah ini.
Peluncuran program baru ini menjadi topik pembicaraan santri PP. Annuqayah Lubangsa Putri saat ini. “Awalnya sih kaget gitu, tiba-tiba ada orang baru ngoreksi. Saya merasa benar-benar dipantau, takut yang tidak mau belajar, meskipun agak terpaksa tetap dikerjakan, kewajiban saya nyantri di sini kan untuk belajar.” tutur salah satu santri saat ditemui kru di depan kamarnya.
Penulis: Nurul Iman Editor: Nur Fadiah Anisah