Ketua Orda Keberatan Jalankan Kebijakan P2O
4086 View
Lubangsa_Keluarnya kebijakan tentang perubahan mekanisme rutinitas Organisasi Daerah (Orda) setiap malam Selasa, membuat Ketua Umum (Ketum) dari masing-masing Orda kebingungan. Pasalnya, dalam surat keputusan No: 07/PPA.L/P2O/A/2/VIII/2017 yang berisi jadwal pemetakan kegiatan Orda di setiap malam rutinitas tidak didasarkan atas musyarawah bersama Ketum Orda.
Peraturan baru yang berisi tentang pemetakan kegiatan itu meliputi; malam rutinitas minggu pertama kegitan Orda fokus latihan diskusi, minggu ke dua kegiatan kesenian, minggu ke tiga kegiatan seremonial seperti tahun-tahun sebelumnya dan pada ahkhir bulan di isi dengan kegiatan Pentas Maha Karya (PMK).
Ketua Ikatan Santri Timur Daya (Ikstida), Khalid Khuzairi, membenarkan bahwa kebijakan yang dikeluarkan Penerangan dan Pembinaan Organisasi (P2O) terasa berat untuk dilaksanakan. “Kami sudah merancang sekian banyak kegiatan saban rutinitas itu, kami harus rombak total administrasi (jadwal utusan Orda, red.),” ungkapnya.
Selain itu, ia juga menyayangkan kebijakan yang tidak didasarkan musyawarah bersama Orda itu. “Paling tidak, kan harus ada musyawarah sebelumnya, bukan langsung mengeluarkan kebijakan secara sepihak, dan baru disosialisasikan, membuat kami kaget atas kebijakan tersebut,” tambahnya. Tetapi, pihaknya sudah menyampaikan ke pengurus P2O untuk dipertimbangkan kembali. “Kalau sudah kebijakan mutlak, ya mau bagaimana lagi, kita harus terima,” ujar santri asal Batang-Batang itu.
Sementara menurut Sayudi, pengurus harian Ikatan Santri Pantai Utara (Iksaputra), menurutnya kebijakan itu akan tampak membuat jenuh bagi anggota Orda, sebab satu malam hanya fokus satu kegiatan. “Kami bukan tidak setuju, tetapi kasian sama anggota Orda, nantinya meraka kan merasa jenuh dan bosan, karena yang dilatih hanya itu-itu saja dalam satu malam rutinitas, tidak seperti yang dulu,” ujarnya saat di temui di Kantor Biro Pengembangan Bahasa Asing (BPBA) Bidang Bahasa Inggris.
Selaku Wakasi P2O, Robeth Mahsun, memberikan penjelasan atas perubahan mekanisme kegiatan rutinitas Orda, menurutnya semua kebijakan didasarkan atas kritikan pengasuh yang disampaikan langsung kepada pengurus P2O. “Kegiatan Orda tetap yang itu-itu saja ya? seperti yang tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Robeth meniru pernyataan pengasuh.
Atas dasar kritikan pengasuh, selaku pengurus P2O, Robeth langsung mengeluarkan keputusan untuk menformulasi kegiatan rutinitas Orda dengan mempetak-petakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang sudah dirancang di internal P2O, sebut Robeth seperti diskusi, kesenian, seremonial dan PMK.
Saat ditanya mengenai keputusan yang tidak didasarkan musyawarah bersama ketua Orda, pengurus yang sekaligus menjadi bendahara pembangunan koperasi itu membenarkan. “Kami akui, tak bermusyawarah dengan Ketum Orda, tetapi ini memang sudah kesepakatan dan kebijakan P2O, ya mau bagaimana lagi, semua Orda harus mengikuti,” ujar tegas, saat di temui di Gardu Kamtib.
Menurut Wakasi P2O itu, kegiatan PMK akan direalisasikan setiap akhir bulan. “Ini tentu sebagai bahan evaluasi perkembangan Orda yang ada di Lubangsa,” tambahnya penuh semangat.
Kebijakan tersebut bagi Robeth, masih dalam tahap uji coba, jika dalam perjalanan selama satu tahun tidak berjalan dengan makasimal, maka pihaknya akan mengembalikan lagi kegiatan rutinitas seperti tahun-tahun sebelumnya. Ia berharap kepada semua ketua-ketua Orda lebih logowo menerima kebijakan yang telah dikeluarkan.
Penulis : Misbahul Munir
Editor : Jamalul Muttaqien