Ikstida Cetak Kader Militan yang Paham Sejarah
8118 View
Kamis (10/3/2016), sebagian dari pengurus Organisasi Daerah (Orda) Ikatan Keluarga Santri Timur Daya (Ikstida) berkumpul dalam di Masjid Jami’ Lantai II untuk melaksanakan dua acara dalam satu waktu. Acara penutupan Pelatihan Kader Militan (PKM) yang dilaksanakan selama tiga hari sebelumnya dan acara peringatan Hari Lahir (Harlah) yang ke-31.
Kegiatan dimulai pada pukul 21.12 WIB yang dibuka langsung oleh Islahel Umam (F/04) dengan pembacaan Surat Yasin bersama. Dalam pembacaan Yasin tersebut dipandu oleh Affan Quraisyi (A/01). Setelah itu, dilanjutkan dengan beberapa acara, yakni Prakata Panitia (Bang-Bang Ilyasin, D/01), Sambutan Ketua Ikstida (Moh. Hosni, C/03), sambutan dari Pengurus Seksi P2O (Jamalul Muttaqin, F/06), pemotongan kue ulang tahun yang dilakukan oleh Ketua Ikstida, hingga pada acara mengenang sejarah Ikstida (Abd. Muqsith, F/07) dan ditutup dengan acara pembacaan doa (Akhmad Riadi, F/04).
Dalam sambutannya, Moh. Hosni, Ketua Umum Ikstida mengharapkan agar dengan adanya PKM ini, mampu mengaplikasikan dalam kesehariannya di Ikstida. “Kami menginginkan kepada peserta PKM untuk lebih aktif dalam mengikuti segala kegiatan yang telah berjalan sampai saat ini, dan sampai nanti,” katanya.
Santri yang berasal dari Grujugan Gapura ini juga mengharapkan agar peserta PKM, khususnya, dan anggota Ikstida pada umumnya, menjadi kader militan yang paham sejarah. “Adanya peringatan Harlah merupakan bentuk dari penghargaan kita kepada para pejuang Ikstida terdahulu. Oleh karenanya, jadikan diri kita sebagai kader militan Ikstida yang paham sejarah, sehingga benar-benar sempurna militansi kita, pungkas Oo’, sapaan akrab Moh. Hosni, sebelum mengahiri sambutannya. >>
Sedangkan Pengurus Seksi P2O, Ustadz Jamalul Muttaqin, menyampaikan bahwa dalam memperingati hari kelahiran tidak cukup dengan hanya mengenang saja. Melainkan juga berusaha untuk bisa meresapi beberapa sejarah yang ditorehkan oleh mujahid Ikstida, sehingga saat ini masih tetap eksis. “Jadi, tugas dari pengurus Ikstida adalah bagaimana tidak hanya mencerdaskan intelektualitas anggota saja, melainkan juga dapat mencerdaskan dalam segi moral,” tutur pengurus yang juga Dewan Redaksi Majalah Muara itu.
Terlepas dari hal di atas, mengenai dengan dua kegiatan yang dilaksanakan dalam satu waktu tersebut, Ahmad Rasyidi, Ketua Blok E, menyampaikan, “Kalau ada dua kegiatan yang dilaksanakan pada waktu yang sama, saya kira bisa dikatakan baik. Akan tetapi, kondusivitas forum yang sangat dikhawatirkan.”
Ansori, salah satu panitia yang terlihat aktif dalam pelaksanaan kegiatan tersebut mempunyai pendapat yang berbeda. Menurutnya, dua kegiatan yang dilaksanakan dalam satu waktu akan lebih mengefisiensi waktu dan meminimalisir pengeluaran dana. “Organisasi ini berada di dalam pondok pesantren, tidak perlu dipertanyakan lagi mengenai dengan keuangan, memang harus bertarung untuk mendapatkan dana. Jadi, dengan disatukannya dua kegiatan akan lebih baik meskipun kerjanya harus lebih ekstra,” akunya kepada Website Lubangsa.
Salah satu senior Ikstida yang sekaligus Mantan Ketua, Akhmad Zaini, menegaskan bahwa, hal ini merupakan bentuk dari langkah baik dalam memanfaatkan waktu. “Pengurus Ikstida banyak yang aktif di organisasi luar pesantren. Jadi jika masih ditunda-tunda, akan mengulur waktu. Sementara masih banyak kegiatan yang harus dilaksanakan selanjutnya,” ujarnya di depan Bilik F/3. [If]