Harian Adakan Rapat Mengantisipasi Santri Rayakan Tahun Baru
1989 View
Lubangsa_ Pengurus harian PP. Annuqayah daerah Lubangsa adakan rapat antisipasi santri keluar pesantren untuk merayakan tahun baru masehi tadi malam (30/12). Hal ini merupakan intruksi pula dari pengasuh untuk dijaga di setiap titik-titik rawan.
Mashuri Drajat, Ketua Pengurus Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa yang saat itu memimpin jalannya rapat, menyarankan bagi pengurus yang mendapatkan penjagaan di titik-titik rawan untuk lebih diperketat sehingga tidak kedodoran. “Beberapa titik-titik rawan yang harus mendapatkan penjagaan ketat supaya santri tidak lolos untuk merayakan tahun baru dan juga bagi pengurus yang mendapatkan penjagaan untuk lebih awal stand by di tempat,” ungkap Mashuri, sapaan akrab Mashuri Drajat..
Affan Quraisiy Hasyim, Sekretaris PP. Annuqayah daerah Lubangsa, lebih lanjut membacakan penugasan untuk pengurus yang mendapat penjagaan di setiap titik-titik rawan. Untuk tokoh K. Wadhut, ada Afif Tabyinul Haq, Affan Quraisyi Hasyim. Untuk rumah, K. Dhalan, Romli, Ainul Yakin, Moh. Ramdhani Alfian, Depan Kantor MTs 1 Annuqayah, Maswari, Ach. Zamroni Arifin, Muhlis. Untuk Kantin Kios, Sunaidi, Amir. “ini merupakan tempat-tempat rawan yang biasa dilewati santri sehingga mudah untuk melanggar keluar pesantren,” jelasnya Affan.
Tidak hanya ada penjagaan di setiap titik-titik rawan tapi untuk mempersulit santri keluar pesantren pengurus harian pesantren juga memmberikan tugas kepada blok dan pengurus lainnya untuk mendata santri pada jam 11:00 WIB. “Adapun pengurus lain bertugas untuk mendata santri dari per-blok; untuk blok A bagian bawah, Tolak, untuk blok A bagian atas, Ainur Rahman. Blok B bagian bawah sebelah timur, Ach. Muflih Ramsi, Abd. Aziz, bagian barat, Ahmad Fuad Hikam, Khairul Anwar, bagian atas Faisol Akbar, sedangkan blok C untuk santri lama (mahasiswa), Moh. Abd. Wait Umar, Abdul Basit, untuk bagian santri baru, Moh. Sauki, Ah. Marsuqi,” Lanjut pengurus santri asal Gapura itu.
Maswari, kasi Pendidikan, Pengajaran dan Pengembangan Keilmuan (P2PK) angkat bicara mengenai jam pendataan santri itu. Ia memberikan opsi pendataan santri dimulai dari jam 11:30 WIB. “jika pendataan dimulai 11:00 WIB kan masih memiliki waktu yang panjang untuk pergi ke Sumenep,” tutur Maswari, dan seluruh pengurus yang hadir, terutama pengurus blok menyetujui usulan tersebut.
Lebih lanjut, Mashuri, pengurs asal Gapura itu, berharap kepada seluruh peserta rapat yang hadir untuk saling bekerja sama agar misi yang dicanangkan bisa sesuai dengan yang diharapkan pengasuh itu. “tanpa kerja sama ‘bukan saling mengerjai’ kalian (seluruh peserta rapat. Red) tidak akan tercapai suatu tujuan yang sesuai dengan harapan” pungkas santri yang kini memiliki status bertunangan itu.
Penulis: Abd. Aziz Editor: M. Fathor Rozi