Antisipasi Penularan Covid ’19, Lubangsa Aktifkan Jadwal dan Waktu Kunjungan
3645 View
Lubangsa_Pengurus PP.Annuqayah daerah Lubangsa aktifkan jadwal dan waktu kunjungan. Pemberlakuan ini dilatarbelakangi oleh tiga hal. Pertama, wabah Covid ’19 yang mulai penyebar. Kedua, adanya kebijakan dari pemerintah terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Ketiga, untuk mengatasi pembengkakan kasus Covid ’19. “Kami adakan pengaktifan jadwal ini sejak hari Sabtu tanggal 10 Juli 2021,” ujar Ainorrahman selaku ketua pengurus ketika ditemui oleh salah satu redaksi (12/7) kemarin.
Lebih lanjut, pihaknya juga mengatakan bahwa santri yang hendak berhenti sudah dijadwal sebaik mungkin. Meliputi hari, jam, sampai terhadap pembatasan wali santri atau tamu yang hendak ikut. “Kami telah mempersiapkan jadwal santri yang akan berhenti, dan setiap harinya dipetak jadi tiga waktu, mulai dari pagi, siang dan sore. Intinya setiap hari ada 15 santri yang berhenti,” jelasnya.
Lebih lengkap, dia juga menegaskan tentang waktu kunjungan santri yang hanya terbatas pada hari Kamis dan Jumat, sedangkan selain hari Kamis dan Jumat diperuntukkan bagi yang hendak berkunjung ke dhalem kiai, baik untuk keperluan memondokkan santri baru ataupun kepentingan lainnya. “Kamis dan Jumat hanya khusus kunjungan dan maksimal hanya 2 orang dan bagi yang berkepetingan lain, seperti untuk sowan ke kiai maksimal hanya 5 orang,” ujar pengurus asal Pasongsongan itu.
Di tempat yang terpisah, Mohammad Jailani mengatakan bahwa proses diberlakukannya jadwal dan waktu kunjungan ini berdasarkan rapat bersama pengurus yayasan, agar membentuk satgas sebanyak 15 orang, namun di Lubangsa sendiri masih memiliki 9 satgas baru dan 4 satgas lama dan totalnya baru 13 orang. “Kami masih agendakan perekrutan susulan,” ungkapa salah satu pengurus harian Lubangsa ketika ditemui di blok A/1 (15/7) kemarin.
Selain itu, Ikrom Firdaus sebagai salah satu aggota satgas Covid ‘19 menuturkan bahwa diaktifkannya jadwal dan waktu kunjungan ini mendapatkan respon yang bermacam-macam dari wali santri atau tamu yang hendak berkunjung ke Lubangsa. “Terkadang masih ada sebagian tamu atau wali santri yang masih mendesak untuk masuk walau tidak sesuai jadwal yang ditentukan, namun secara tegas dan sopan kami mengatakan bahwa perutaran ini harus diindahkan oleh semua pihak tampa terkecuali,” pungkas santri asal Jember itu.
Penulis: Imam Tabroni
Editor: Abd. Sa'ed