Ajaran Al-Quran dalam Buku Rovering To Success
10287 View
Judul : Rovering To Success; Filosofi Hidup Menjasi Keren dan Bahagia
Penulis : Lord Baden-Powell
Penerbit : Renebook
Penerjemah : Leinovar
Tahun terbit : September 2019
ISBN : 978-602-1201-71-8
Peresensi : Moh. Tsabit H*
Apa jadinya apabila seseorang ditawari kerja mudah dari meja perjudian? Meja yang penuh dengan minuman keras dan dikelilingi para pembual juga penindas serta wanita-wanita penggoda? Bisa saja, orang lain akan menilai hal tersebut adalah tindakan yang menyalahi aturan agama; tidak beragama. Jika Anda ditawari demikian, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah berpaling dan secepatnya membaca buku Rovering To Success karya Lord Baden-Powell (BP).
Rovering To Success merupakan buku panduan hidup bagi remaja yang pertama kali diterbitkan di Inggris, pada Juni 1922. Buku ini lebih filosofis daripada karya BP yang lain, sebab, di dalamnya bukanlah buku yang penuh instruksi seperti halnya Scouting For Boys. Gaya penulisannya seperti pemberian nasihat seorang ayah kepada anaknya. Atau Anda dpat beranggapan nasihat dari seorang kekasih. Kendati buku ini hampir berumur seratus tahun, isi serta pengaplikasiaannya tetap relevan dengan perkembangan zaman. Rovering To Success memiliki enam bab dan satu diantaranya khusus membahas tentang pramuka penegak. Melihat latar belakang BP yang dulunya berkecimpung dalam dunia militer, pengalaman yang dituang dalam buku ini sangat menujang dalam kehidupan, utamanya menghadapi hiruk pikuk dunia.
Pada bab awal, Anda akan dihadapkan dengan “kuda”, pengibaratan pada segala sesuatu yang berhubungan dengan perjudian. Sekalipun banyak orang menganggap judi adalah salah satu jenis permainan dalam olahraga, judi tetap memiliki bahaya berupa pengikisan karakter anak bangsa. Ia-nya dapat menjadi sabab musabab keserakahan datang lalu kejujuran pergi. Mental ingin cepat kaya dalam sekejap menumbuhkan jiwa materialisme. Oleh karena itu, BP menjadikan kalimat berikut sebagai semboyan, “Jangan bermalas-malasan.” (hal. 53)
Apabila hal tersebut dibiarkan mengakar dan menganggap judi adalah pekerjaan terbaik, minuman keras akan merusak otak. Sebab tidak ada perjudian tanpa disertai miras. Pada bab dua buku ini perihal miras dibahas terkait dengan bahaya serta resiko yang akan diterima. Ketika otak sudah rusak oleh miras, maka seks bebas meraja lela (bab tiga). Apabila ditelisik lebih dalam lagi, sebenarnya BP sangat tidak setuju terhadap praktek seks bebas. Ini sama halnya dengan cara Bp menjaga fitrah suci manusia. Utamanya bagi maruah wanita.
Pada bab keempat, Anda akan disodorkan pada peringatan mengenai para penindas dan pembual. Uniknya, dalam bab ini BP mengibaratkan burung Kangkok Erasia yang memiliki sifat imitasi versi manusia, yaitu penindas. Bahayanya akan lebih besar ketika manusia yang memiliki karakter semacam burung ini berkuasa, terutama bagi para politisi. Sehingga BP mengungkapkan, “Lebih baik menjadi negarawan daripada politisi”. (hal. 214).
Keseluruhan pembahasan dari bab satu hingga bab empat berujung pada bab kelima buku ini; tidak beragama. BP merasakan pengalaman yang pernah dia rasakan atau pernah dia lihat sebagai kekosongan hidup; sangat tidak menyenangkan. Karena hidup pasti tidak dicipta seperti itu. Oleh sebab iru BP melakukan introspeksi diri terhadap pengalaman tersebut melalui alam, hutan, hewan, bahkan melalui kebiasaannya sejak kecil, membaca; alam.
Buku ini memiki isi yang sangat komplek. Tidak hanya pada pengalaman perihal perjudian, miras, wanita, penindas dan pembual, tidak beragama, melainkan mengenai politik yang terjadi di zaman ia hidup turut menjadi topik bahasan. Bahkan,tentang anatomi tubuh manusia sebagai pembacaan terhadap alam turut disertakan di dalamnya. Sains yang sekarang menjadi kemajuan peradaban manusia juga dijadikan topik bahasan saking piawainya BP dalam mengaitkan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Cerita-cerita didalamnya juga menarik. Taktik raja Prempeh untuk pembicara muda dalam memikirkan ucapan sebelum diucapkan bisa menjadi jurus jitu. Keteladanan Ratu Swazi terhadap pemberian dukungan kepada misionaris bisa dijadikan kekuatan karakter.
Selain itu, penyampaian kata-kata yang digunakan BP dalam menggambarkan karakter seperti percaya diri, mandiri, bertanggung jawab, dan disiplin, sangat begitu kuat. Anda perlu menyiapkan puluhan lembar untuk mencatat setiap kata atau kalimat yang menurut Anda menarik, kecuali jika Anda ingin meng-copy isi buku secara keseluruhan.
BP juga menyertakan kutipan-kutipan motivasi tokoh terkemuka pada setiap akhir pembahasan dalam setiap bab. Sebut saja Artemus Ward, Mark Twain, Dr. W. J. Dawson, R. Parlette, Tennyson, dll. Salah satu tokoh yang disebut pula dengan teorinya di bidang sains adalah Thomson. Tak segan dia juga mengutip ayat dalam al-Quran, “Tidakkah kalian melihat bahwa semua di langit dan semua di bumi menyembah Allah; matahari, bulan, bintang-bintang, pegunungan, pepohonan, hewan-hewan, dan banyak di antara manusia?”. (hal. 242).
Adapun bab paling akhir dari buku ini membahas tentang pramuka penegak mengenai tujuan, metode, organisasi, pengabdian, keterampilan di perkemahan, dan segala yang terkait di perkemahan. Buku ini sangat pantas dibaca oleh setiap kalangan, terutama kalangan remaja, apalagi yang aktif dalam kegiatan pramuka, bahkan bisa dijadikan sebagai bacaan wajib. Sangat menunjang pendidikan karakter bangsa. Uniknya lagi, pembahasan di dalamnya sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran al-Quran.
Moh. Tsabit H
Mahasiswa Instika Prodi PBA asal Pantura.
Aktif di KCN Lubselia dan LPS Lubangsa