Minions United Tantang Ikstida di Final
3204 View
Lubangsa_Big Match Final Cabang Olahraga (Cabor) Futsal Antara Minions United vs Ikstida akan tersaji di lapangan Bukit Lancaran pada Jumat (10/03). Pertandingan untuk mendapatkan gelar Juara dalam Lomba Lubangsa Sport Competition (LSC) ini bukan hanya soal gengsi, tapi juga siapa yang paling hebat selama kompetisi berlangsung.
Pasalnya, di partai semifinal, MU Iksapansa sukses menang dengan skor telak 4-0 saat menghadapi Java Football Club (JFC) Iksaj. Sedangkan tim Ikstida harus berjuang keras bahkan sampai lewat adu penalti untuk dapat tiket final ketika melawan Iksaputra.
Moh. Ridwan Abdillah, salah satu pemain dari MU mengatakan bahwa hasil akhir saat semifinal membuat dirinya merasa puas. Selama pertandingan, dia begitu antusias karena dapat memancing emosi lawan, “puas meskipun tidak mencapai target,” ucapnya.
Dia juga mengatakan bahwa tim lawan memang begitu kuat. Hampir seluruh pemain menjadi orang yang sangat berbahaya, “semua tim dan semua itu,” singkatnya.
Di lain pihak, JFC harus memetik kekalahan yang cukup menyakitkan. Sekalipun MU memimpin di paruh babak pertama, tidak gol balasan sampai turun minum. Muhtadi, salah satu pemain JFC mengatakan pertandingan semifinal begitu seru. Tidak hanya atensi permainan, tapi riuh suporter menyebabkan kehilangan konsentrasi, “kondusifitas dari suporter dari tim lawan,” katanya.
Meskipun begitu, santri asal Jember tersebut merasa puas meski timnya mengalami kekalahan. Selain tim lawan yang begitu kuat, hasil ini akan menjadi bahan evaluasi dan persiapan untuk berbenah diri pada tahun mendatang, “jika kompetisi ini ada. Namun merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, kompetisi ini ada tapi sudah lama vakum,” ujarnya.
Berbeda dengan pertandingan antara Tim Ikstida dan Iksaputra. Kedua tim sama-sama bermain antraktif sehingga memaksakan pada babak tos-tosan. Moh. Shofiyuddin, salah satu pemain Ikstida berkomentar bahwa pertandingan sangat berjalan alot. Tetapi timnya dapat memberikan perlawanan yang begitu baik, “ya kami masih mengendalikan proses dan evaluasi di setiap pertandingan,” ujarnya.
Dia pun mengatakan tidak cukup puas sebelum meraih podium juara. Selain karena prosesnya berawal dari nol, kekompakkan dan saling menjaga nama baik Ikstida masih berlangsung, “belum, karena ini kali pertama bersatu menjadi tim untuk Ikstida, itupun gabungan dari 4 otonom,” lanjutnya.
Pernyataan berbeda diutarakan oleh Khairul Umam. Salah satu pemain Ikstida mengatakan bahwa hasil pertandingan ini sudah cukup. Bahkan sejauh permainan, dia begitu respek terhadap lawan, “tidak ada tim yang ditakutkan, tapi kami tetap respek terhadap semua lawan. Sebab semua pemain berbahaya jika kita menyepelekan,” ungkapnya.
Dia juga menyebut pertandingan di semifinal yang lalu akan menjadi sejarah bagi tim. Apalagi timnya dapat memenangkan melalui semangat dan membangun tim, “akhir pertandingan yang dilaksanakan dengan adu finalti jadi suatu sejarah bagi tim kami,” imbuhnya.
Dia berharap bagaimana dalam kompetisi ini semoga dapat juara. Hal ini dapat memberikan pengalaman yang berharga, “yang penting kita sudah berusaha, dan masalah akhir kami pasrahkan,” pungkasnya.