Lubangsa Miliki Mobil Pribadi
3789 View
PP. Annuqayah daerah Lubangsa, beberapa waktu yang lalu membeli mobil bermerk Phanter, dengan nomor polisi DK 1670 EI yang diperuntukkan bagi keperluan santri dan Lubangsa secara umum. Pembelian mobil ini merupakan hasil kesepakatan pengasuh dengan seluruh wali santri Lubangsa yang hadir pada Temu Wali 2015, 7 Oktober 2015 silam.
Ustadz Ahmad Zamroni Arifin, Ketua Seksi (Kasi) Unit Usaha PP. Annuqayah daerah Lubangsa, memaparkan latar belakang pembelian mobil tersebut. Menurutnya, adanya mobil ini bukan karena program kerja pengurus Unit Usaha, tetapi semuanya berangkat karena adanya santri sakit yang dibawa ke rumah sakit menggunakan sepeda motor. “Dilihat dari resikonya, malah lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan mobil, maka tumbuhlah inisiatif dari pengasuh untuk membeli mobil, agar santri yang hendak dirujuk kerumah sakit cepat mendapatkan pertolongan,” ujarnya, kepada Koran Lubangsa, saat ditemui di biliknya, B/10.
Bagaimana jika ada keperluan lain, selain santri sakit? Pengurus yang sudah menyelesaikan program sarjananya ini memaparkan, bahwa apabila ada kepentingan ataupun kebutuhan selain itu, maka dikesampingkan terlebih dahulu. “Yang terpenting adalah santri sakit yang perlu diantar berobat kepuskesmas atau dokter,” imbuhnya.
Sementara itu, mengenai ongkos transport penggunaan mobil tersebut, berbeda-beda. Apalagi untuk santri Lubangsa sendiri dan santri dari daerah lainnya. “Ongkos yang diberlakukan di kalangan Annuqayah tidak sama rata. Kalau pesantren selain Lubangsa dan satuan pendidikan masih belum ditentukan,” tambahnya.
Perlu diketahui, sopir yang bisa mengoperasikan mobil tersebut, ada 3 orang yang dipercaya oleh pengasuh, yakni Ustadz Khairul Laili, Ustadz Musyawwiqurrahman, dan Ustadz Hamdi Rasidi al-Hamidi. Dari ketiganya ini yang intens untuk mengoperasikannya adalah Ustadz Khairul Laili sebagai sopir yang tidak mempunyai tugas dalam pengoperasian mobil lain. Berbeda dengan ustadz Musyawwqurrahman yang saat ini yang dipercayai untuk mengoperasikan mobil keluarga dhalem. Apabila 2 orang tersebut berhalangan, maka sebagai alternatifnya adalah Ustadz Hamdi Rasidi. [Asr]