Ingin Terus Membaca Buku
3069 View
(Moh Abrori Menilai Positif Perpustakaan PP. Annuqayah daerah Lubangsa)
Lubangsa_Di tengah kesibukan santri membaca buku di Perpustakaan Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa. Pada hari Kamis (21/9), perpusatakaan Lubangsa kedatangan sosok kekar berbaju hitam memakai kacamata dan celana hitam mengunjugi perputakaan yang berlokasi di lantai bawah Aula Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa itu.
Lelaki setengah baya itu, bernama Moh Abrori, alumni Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa tahun 2001. Maksud kedatangannya bermula ingin mengisi kegiatan orientasi Organisasi Daerah (Orda) Ikatan Santri Pamekasan Sampang (Iksapansa). Selain itu, ia juga ingin bertemu dengan Kasi Seksi Hubungan Masyarakat (Humas), Sutikno untuk memastikan hasil keputusan Temu Wali tentang Simpul Almuni. Karena Seksi Humas sedang ada kegiatan di Luar Pesantren, Ia menyempatkan diri mampir ke Perpustakaan itu.
Saat masuk ke Perpustakaan Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa, ia terpukau dengan banyaknya buku yang ada di rak. Sosok lelaki yang pernah menjabat Ketua Iksapansa itu, tampak tertarik dengan buku Turab Fauqa Turab (Debu di Atas Debu) karya Taufik Ismail. Lembar demi lembar ia baca, berbaur dengan para santri yang ada di dalamnya.
Selang beberapa menit, sebagai wartawan pesantren, tidak mau ketinggalan dengan moment tersebut, wartawan Lubangsa.org. lansung mengambil foto dan menghampirinya.
Moh. Abrori, sosok lelaki yang juga menjadi Koodinator Kecamatan Simpul Alumni Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa di Kecamatan Larangan, Pamekasan, memaparkan bahwa semasih dia menjadi santri era 1987-2001 perpustakaan masih belum ada untuk di PP. Annuqayah daerah Lubangsa.
Dengan bayaknya koleksi buku perputakaan tersebut, Ia mulai teringat dengan tokoh Andi Oktavian Latif salah satu siswa berprestasi dalam bidang fisika yang kuliah ke luar negeri karena berkat banyak membaca buku. Termasuk ia saat menjadi santri, ada santri PP. Annuqayah daerah Lubangsa yang saban hari aktivitasnya diisi dengan membaca buku, Ali Ramzi namanya. Kemahirannya membaca banyak buku ia sering juara tingkat Nasional dalam lomba tulis menulis. “Kali ini santri Lubangsa harus banyak bersyukur dan harus sering membaca, karena bukunya banyak, seperti ini. Kalau masa saya masih belum ada,” kata Moh. Abrori, sambil menjuk rak-rak buku itu.
Salain itu, ia juga menambahkan bahwa perpustakaan merupakan sebuah jantung peradaban, semakin besar perpustakaannya maka akan semakin kaya dengan pengetahuan. “Coba kita lihat perkembangan peradaban barat disitulah dapat dipastikan perpustakaannya bagus,” ujar alumni yang pernah menjabat Kepala Sekolah MA Umul Qura di Pamekasan itu.
Ia berharap kepada santri, bahwa dengan adanya Perpustakaan Lubangsa semangat santri untuk membaca harus terus digalakkan. “Setidaknya ada penanamaan cinta buku bagi santri untuk kedepanya dan tidak ada kata terlambat bagi yang masih belum mahir membaca,” harapnya.
Dirinya yang sudah alumni, mengaku masih banyak membaca buku-buku dan kitab. Bahkan, setiap ada ajian kitab Riyadu al-Shalihin yang disisi K. Muhamad Ali Fikri di Pamekasan, dirinya tidak pernah absen.
Selain daripada itu, agar koleksi buku Perpustakan Pondok Pesantren Annuqayah daerah Lubangsa selalu bertambah, setiap santri yang hendak boyong dari pesantren diminta infak buku. “Kita hitung jumlah santri berapa yang hendak menjadi alumni, disitu kita bisa minta sumbangan buku, itu bisa jadi tawaran,”pungkasnya sebelum pulang.
Penulis : Misbahul Munir
Editor : Jamalul Muttaqin