Harlah Poar; Sederhana Lebih Bermakna
5211 View
Lubangsa_berbeda dari perayaan hari ulang tahun pada umumnya, Sanggar Poar Ikstida kali ini memperingati harlah dengan konsep yang sangat sederhana. Pasalnya, simbolisasi harlah seperti peniupan lilin dan pemotongan kue sudah terlalu lumrah dilakukan Organisasi Daerah dan Komunitas di Lubangsa. Ketua Poar, Anshari Ahmad, membenarkan hal tersebut. “Sebagai pecinta seni, kami ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dan belum pernah dilakukan oleh orang-orang secara umum. Biasanya, simbolik harlah adalah peniupan lilin dan pemotongan kue. Tetapi, kami justru memperingatinya dengan cara menghidupkannya tanpa ada tiupan sedikitpun. Tentu saja hal itu dengan harapan supaya Sanggar Poar ke depannya semakin hidup dan bercahaya layaknya nyala lilin yang kami hidupkan. Kalau dalam puisi, ini sering disebut sebagai imaji yang segar,” akunya saat diwawancarai.
Acara tersebut sebenarnya direncanakan supaya terlaksana bertepatan pada tanggal lahir berdirinya Sanggar People Of Art (Poar), yaitu 18 Februari. Namun, dikarenakan beberapa kendala, akhirnya acara tersebut dilaksanakan pada hari Jumat malam Sabtu (19/02) bertempat di Aula Lubangsa. Setelah bel makan dibunyikan, seluruh anggota dan pengurus Sanggar Poar berkumpul. Tak ketinggalan pula, seluruh senior Poar yang masih berada di pondok pesantren ikut serta menghadiri dan duduk melingkar bersama yang lain.
Kemudian, tak ada acara seremonial. Sebagaimana rutinitas biasanya, acara tersebut langsung dimulai dengan tadarus puisi yangbertemakan khusus untuk harlah Poar yang ke-XV ini.
Setelah itu, seluruh senior diberikan kesempatan untuk berbicara dan menyampaikan apa saja kepada hadirin terkait kemajuan Sanggar Poar ke depannya. Hal itu diformat diskusi, sehigga pengurus dan anggota yang hadir dapat juga bertanya dan menyampaikan gagasannya masing-masing.
Pada saat malam telah jatuh, simbolisasi harlah pun dilaksanakan. Lilin-lilin yang sudah disiapkan di tengah-tengah forum kemudian dihidupkan. Seluruh hadirin memejamkan mata, tawassul dan mengheningkan cipta. Dipimpin ketua Sanggar Poar, semua sama-sama berdoa supaya ke depannya Sanggar Ikstida tercinta ini semakin maju dan bersinar. Lalu, usai penghidupan lilin, acara pun berakhir dan ditutup dengan makan bersama. (Red)
Penulis: Faiki Hakiki
Editor: Muhtadi