Formal Peringati Dirgahayu Indonesia 72
4149 View
Lubangsa_Forum Mahasiswa Lubangsa (Formal) akan menggelar Diskusi Terbuka untuk mahasiswa, bersama Syalawat Syafaat Kalbu (Syahdu), dengan tema “Menyambut Dirgahayu 72; Ngaji Perjuangan, MaknaI Kemerdekaan,” yang InsyaAllah akan dilaksanakan nanti, pada hari rabu (16/08) malam kamis, bertempat di depan Masjik Jami’ Annuqayah.
Selaku ketua pengurus Masyhuri sangat mengapresiasi adanya kegiatan tersebut, secara tidak langsung menurut orang nomer satu di Lubangsa itu, santri sudah bisa memilih moment tersendiri untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia dengan jiwa nasionalisme ala santri yang tetap mempertahankan jiwa religiusnya, “saya sangat bangga ada kajian akademik yang diprakarsai oleh mahasiswa, berarti mereka sadar akan makna dari kemerdekaan itu sendiri,” katanya kepada koran Lubangsa, saat ditemui di kantornya.
Tidak hanya Masyhuri, Kasi Pendidikan, Pengajian dan Pengembangan Keilmuan (P2PK) yang sering dipanggil Maswari juga sangat apresiasi, bahkan saat ditanya soal tindak lanjut diskusi Formal, Masyhuri menginginkan dengan adanya diskusi fakultatif, “InsyaAllah Lubangsa akan menjadi basis santri yang akademisi dan tak kalah dengan pesantren-pesantren besar di luar, sebut di Sokorejo, Jombang, dan lain-lain,” katanya.
Sebab itu, sebagai Nadzir Ulya, Jamalul Muttaqin, menawarkan kegiatan diskusi terbuka untuk mahasiswa yang dikemas dengan shalawatan, dalam kegiatan tersebut diskusi dan shalawat akan diselang seling, “nampaknya kegiatan diskusi nanti akan diiringi dengan group Syalawat Syafaat Kalbu (Syahdu),” katanya dengan semangat.
Demi menghidupkan suasana diskusi, mantan Mudir diniyah tahun 2015-2017 M, Huri, sapaan akrabnya, tidak mempermasalahkan adanya shalawat banjari yang dimotori oleh group banjari Syahdu mahasiswa, “ya ngak apa-apa, itu kan lebih baik, seperti kegiatan-kegiatan Kiai Kanjeng atau Tembang Syafaat-nya Cak Nun,” katanya tersenyum. Kendati demikian Masyhuri meminta untuk berhubungan dengan pengurus Seksi Kesenian.
Secara tekhnis Fairozi juga memaparkan terkait dengan diskusi dan shalawat mahasiswa dengan kemasan berbeda, Fay, sapaan akran mahasiswa Ilmu Qur’an dan Tafsir (IQT) itu menekankan adanya diskusi dialog interaktif yang tidak monoton dan kaku, “ya setidaknya kalau diselingi dengan shalawat kita mendapatan dua hal, selain mendapatkan ilmu kedua bisa mendapatkan barokah dari shalawat atas nabi Muhammad,” tuturnya percaya.
Penulis: Abd. Aziz Editor: Muhammad Fathur Rozi