Berlibur dengan Berjama’ah
3294 View
Lubangsa_Ahad, (13/05/2018), tepat pada pukul 13. 00 WIB, tersiar pengumuman dari loundspeaker kantor pesantren PP. Annuqayah daerah Lubangsa bahwa pamitan ke pengasuh akan dimulai pada pukul 13.15. Beberapa santri tampak bersiap-siap hingga antre berdesakan untuk sowan ke Pengasuh. Panas matahari yang garang tidak terasa pada badan mereka. Kegirangan tersembul dari wajah mereka yang akan segera pulang menuju kampung halaman. Kepulangan paling akrab dengan kerinduan.
Sebagai Pondok pesantren yang tetap kental dengan tirakat berjama’ahnya sejak dahulu, PP. Annuqayah daerah Lubangsa berusaha untuk mengkontektualisasikan berjamaah dalam segala hal, termasuk ketika santri hendak berlibur panjang ke kampung halamannya. Berlibur dengan berjamaah (rombongan, red) terus dilestarikan oleh Pengurus PP. Annuqayah daerah Lubangsa hingga kini. Kegiatan ini sudah berjalan hampir di setiap liburan santri. Mulai dari Liburan Bulan Maulid, Idul Adha, hingga liburan Panjang Bulan Ramadhan.
Hal ini berawal dari inisiatif langsung Pengasuh PP. Annuqayah daerah Lubangsa, K. Muhammad ‘Ali Fikri, M.Pd.I. Mekanisme kepulangan santri yang ditangani langsung oleh Pengurus Pengembangan dan Pembinaan Organisasi (P2O) dengan mengkoordinir organisasi daerah untuk menyediakan tranportasi dan pulang secara bersama-sama dalam satu rombongan merupakan salah satu cara agar kebersamaan dan keselamatan terjaga sepanjang perjalanan pulang.
[caption id="attachment_3660" align="alignnone" width="300"] Santri siap-siap untuk pulang ke Kampung Halaman Ahad, (13/5/18)[/caption]Ach. Warits, menyampaikan rasa senangnya kepada kru koran Lubangsa bahwa liburan dengan berjamaah ini sangat baik kepada santri,”saya kira mekanisme liburan dengan rombongan organisasi daerah sangat baik untuk menjaga kemandirian santri, agar tidak merepotkan orang tua yang ada di rumahnya” ungkap santri asal Batu Putih itu.
Para santri pun pulang dengan membawa damai sepanjang perjalanan. Berlibur dengan berjamah akan terasa menyenangkan karena seorang santri selalu merasa senasib dan seperjuangan. Kesempurnaan lebih terasa sensasinya.
Penulis : Abd. Warits Editor : Abd. Aziz