Geliat Pertama NTQ, Evaluasi Bulanan Sukses Dilaksanakan
4608 View
Lubangsa_Rabu malam (06/10) Nidzamu Tadrisil Qur’an (NTQ) melaksanakan program kerja tunggalnya yaitu evaluasi bulanan untuk mengetahui sejauh mana kefasihan hafalan para hafiz yang mendiami kamar A/15 di belakang kantor pesantren tersebut. Di samping itu, terdapat beberapa indikator tujuan yang patut diketahui seperti halnya ketepatan tajwid dan lainnya.
Dalam evaluasi tersebut beberapa orang diundang sebagai penguji yaitu Ustaz Junaidi selaku ketua pengurus, ustaz Bang-Bang Ilyasin selaku ketua seksi P2PK bersama anggota pengurus P2PK sekaligus Mudir Madrasah Diniyah, Ustaz Ahmad Fajar Shadiqi. Duduk sebagai moderator ketua NTQ, M. Fayyadl Ba’aqil.
Sekitar delapan dari keseluruhan anggota NTQ ikut serta dalam acara tersebut. Dimulai dari Nur Iskandar yang maju sebagai peserta pertama. Ketika itu ia sukses menjawab semua pertanyaan yang diberikan oleh Ustaz Bang-Bang Ilyasin. Hafiz lima juz itu mengaku sedikit gugup saat sesinya berlangsung. Sementara itu, peserta yang mengikuti tes masing-masing diberi tiga soal oleh tiga penyaji berturut-turut yang akan dijawab dengan mengulang ayat soal lalu melanjutkannya.
Ustaz Junaidi memberi motivasi pasca selesai ujian. Dalam penyampaiannya, Ketua Pengurus asal Dasuk tersebut sadar betul bahwa beberapa hafiz bukannya buruk hafalannya melainkan sebagian mereka yang tampil tidak maksimal adalah karena tidak cukup mampu mengendalikan demam panggung saat memegang microphone di hadapan para penguji, “jadinya yang semula ada di kepala bisa-bisa hilang begitu saja,” ungkapnya.
Ustaz Bang-Bang Ilyasin juga menegaskan bahwa anak-anak NTQ harus berlatih untuk tidak gugup di depan khalayak. Dirinya menginginkan unit NTQ bisa melaksanakan evaluasi seperti ini bisa dijalankan dalam sebulan sekali atau sebulan dua kali. Selain itu, ia tidak lupa untuk menyuruh pengurus NTQ membuat program kerja lain selain Evaluasi Bulanan. ”Contoh, Kajian Al-Qur’an atau diskusi seputar kandungan Al-Qur’an,” usulnya.
Ustaz Ahmad Fajar Shadiqi menekankan bahwa saat menghafal, seseorang dituntut untuk teliti terhadap harakat dan tajwidnya karena menurutnya, menghafal Al-Qur’ an merupakan suatu hal yang luar biasa. “Jangan sampai kita membaca Al-Qur’an tajwidnya ikut lagu. Itu fatal. Tapi lagunya yang harus ikut tajwid. Banyak yang seperti itu,” tegasnya sebelum diambil alih oleh moderator untuk membaca doa khatmil Qur’an bersama.
Penulis : Haikal Faqih
Editor : Abd. Warits