Iksaj Hidupkan Kembali Pentas Wangi
3960 View
Sebuah Pentas Seni Kolaborasi antara Sanggar Pawana (ISI) dan Sanggar Pelangi (Iksaj)
Sembilan tahun silam pada tahun 2011, PP. Annuqayah daerah Lubangsa pernah disuguhkan dengan kolaborasi antara Sanggar Pawana (ISI) dengan Sanggar Pelangi (Iksaj). Pentas Kolaborasi tersebut bertajuk Pentas Wangi (Pawana Pelangi, red). Setelah sekian lama pentas kolaborasi tersebut vakum, barulah pada periode 2019-2020 pengurus dari dua sanggar tersebut bermusyawarah untuk menghidupkan kembali.
Jumat, 18 Oktober 2019 Pentas Wangi kembali hidup dari mati surinya. Setelah melakukan koordinasi beberapa hari menjelang pementasan. Akhirnya menemukan kesepakatan bahwa Pentas Wangi akan menjadi tanggung jawab oleh Sanggar Pelangi (Iksaj).
“Kami (Pelangi dan Pawana, Red) sepakat untuk melakukan dua kali pementasan pada tahun ini. Yang pertama akan di-Handdle oleh Pelangi, selanjutnya akan di-Handle oleh teman-teman Pawana,” ungkap saudara Ikrom Firdaus selaku Ketua Sanggar Pelangi.
Bertempat di Aula Lubangsa pementasan ini menarik perhatian santri PP. Annuqayah daerah Lubangsa. Penonton membludak, bukan hanya dari anggota Pawana dan Pelangi yang hadir. Beberapa Sanggar dari luar Lubangsa turut hadir seperti sanggar Basmalah, Padi, Sabda dll.
Pada kesempatan kali ini Pentas Wangi dipandu oleh kolaborasi Master of Entertaiment anggota Pawana dan Pelangi. Sebelum penampilan dilaksanakan ketua Iksaj dan ISI secara bergantian memberikan sambutan pada segenap yang hadir malam itu.
“Ini merupakan pentas silaturrahim dengan tujuan semoga kita tetap menjaga tali silaturrahim yang baik antar orda, khususnya sesama sanggar,” tutur Achmad Vicky S. selaku Ketua Iksaj. Hal ini juga diamini oleh ketua Orda ISI saudara Syauqi HS. “Semoga kedepannya hal ini tetap menjalin hubungan yang baik antara orda ISI dan Iksaj.”
Setelah molor setengah jam, barulah pada jam 21.30 WIB Pentas Wangi dibuka dengan penampilan dari Sanggar Pawana dengan judul Pesugihan, disusul dengan penampilan Sanggar Pelangi dengan mengangkat budaya Bali yang berjudul Ngaben, Darah Juang Pawana berada diurutan ketiga, penampilan kedua Sanggar Pelangi mengangkat tema Diskriminasi dan terakhir adalah penampilan kolaborasi anggota Pawana dan Pelangi dengan judul Peci Miring.
Pentas Wangi berakhir pada jam 23.20 WIB dan dilanjutkan dengan evaluasi dari kelima penampilan. Evaluasi kali ini diikuti oleh beberapa tamu undangan dari sanggar yang berada di Lubangsa seperti Sanggar Gemilang, Poar, Pangeran, Andalas, Aids, Persi, Rawa, Iqro’, Gaib, Ratas. Bahkan dari ketua sanggar Annuqayah turut andil seperti Sanggar Sabda dari Lubtara dan Sanggar Basmalah dari Lubsel.
Penulis : Muhtadi
Editor : Abd. Aziz